Itik laut, atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Sea Ducks, merupakan kelompok unggas air yang sangat terspesialisasi dalam keluarga Anatidae. Spesies-spesies ini mewakili puncak adaptasi evolusioner di lingkungan maritim yang keras. Mereka adalah penghuni setia perairan pesisir, muara sungai, dan bahkan lautan terbuka, terutama di zona boreal dan arktik di Belahan Bumi Utara.
Kelompok ini tidak hanya mencakup Itik Eider yang terkenal karena bulu penutupnya yang berharga, tetapi juga Scoter, Goldeneye, Long-tailed Duck, dan Harlequin Duck. Adaptasi mereka terhadap air asin, suhu ekstrem yang sangat rendah, dan kebutuhan untuk mencari makan di kedalaman yang signifikan menjadikan mereka subfamili yang unik dan menarik untuk dipelajari. Artikel ini akan mengupas tuntas klasifikasi, biologi, adaptasi fisiologis, ekologi, hingga tantangan konservasi yang dihadapi oleh itik laut di seluruh dunia.
Itik laut secara umum dikelompokkan dalam subfamili Anatinae, meskipun taksonomi modern sering menempatkan mereka dalam suku atau tribus yang berbeda, khususnya Mergini (Mergansers, Scoters, Eiders, dll.). Kelompok ini dicirikan oleh paruh yang lebih tebal dan kaki yang ditempatkan lebih jauh ke belakang tubuh, sebuah adaptasi kunci untuk kemampuan menyelam yang superior. Itik laut terdiri dari sekitar 20 spesies hidup yang tersebar dalam 10 genera.
Genus Somateria adalah itik laut yang paling ikonik dan sering dicari. Mereka adalah itik terbesar di Belahan Bumi Utara dan terkenal karena produksi eiderdown (bulu halus) yang luar biasa. Adaptasi termal mereka adalah yang terbaik di antara semua unggas air, memungkinkan mereka bertahan hidup di perairan yang hampir membeku.
Scoter adalah itik laut yang dikenal karena warna bulunya yang didominasi hitam, seringkali dengan detail putih atau oranye terang pada paruh atau sayap. Mereka adalah penyelam yang sangat terampil dan menghabiskan sebagian besar waktu mereka di zona pesisir yang bergelombang. Terdapat tiga spesies utama Scoter di Amerika Utara dan Eurasia:
Clangula hyemalis, atau Long-tailed Duck (Itik Ekor Panjang), adalah spesies itik laut yang paling vokal dan tersebar luas di seluruh Arktik. Mereka terkenal dengan ekornya yang panjang, terutama pada jantan selama musim kawin. Itik ini adalah penyelam terdalam di antara itik laut, mampu mencapai kedalaman lebih dari 60 meter.
Histrionicus histrionicus (Itik Harlequin) adalah itik laut yang unik karena habitat bersarangnya. Meskipun menghabiskan musim dingin di perairan laut yang bergejolak, mereka bermigrasi ke hulu untuk bersarang di sungai-sungai pegunungan yang deras dan berbatu. Jantan memiliki pola warna yang sangat rumit dan indah, memadukan abu-abu kebiruan, cokelat kemerahan, dan garis-garis putih yang menyerupai badut.
Untuk bertahan hidup di lingkungan dingin dan asin, itik laut telah mengembangkan serangkaian adaptasi biologis dan fisiologis yang mengesankan. Adaptasi ini membedakan mereka secara tajam dari itik air tawar atau itik darat biasa.
Aspek paling kritis dari kelangsungan hidup itik laut di zona Arktik adalah kemampuan mereka untuk mempertahankan suhu tubuh internal (homeotermi). Mereka mencapai ini melalui insulasi dua lapis yang luar biasa:
Lapisan luar terdiri dari bulu kontur yang tebal dan berminyak, bersifat sangat kedap air, mencegah air dingin bersentuhan dengan kulit. Di bawah bulu kontur ini terdapat lapisan eiderdown—bulu halus dan ringan yang terkenal. Bulu ini memiliki struktur filamen yang sangat padat dan saling mengunci, menciptakan kantong udara yang memerangkap panas tubuh dengan efisiensi yang hampir sempurna. Itik Eider, khususnya, memiliki kepadatan bulu bawah yang tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan itik lainnya, menjadikannya insulan alami terbaik di dunia unggas.
Meskipun itik laut memakan organisme laut dan meminum air laut, mereka tidak dapat memproses kelebihan garam melalui ginjal saja. Solusinya adalah Kelenjar Garam Supraorbital. Kelenjar ini terletak di atas mata, dan berfungsi sebagai sistem osmoregulasi eksternal.
Ketika itik laut mencerna air asin, kelenjar ini akan memfilter kelebihan natrium klorida (garam) dari aliran darah dan mengeluarkannya dalam bentuk cairan garam yang sangat pekat. Cairan ini menetes keluar melalui lubang hidung (nares) dan meninggalkan paruh. Efisiensi kelenjar ini memungkinkan itik laut untuk mempertahankan keseimbangan air tanpa membutuhkan sumber air tawar.
Itik laut adalah penyelam yang mahir. Mereka menggunakan sayap (di beberapa genus, seperti Long-tailed Duck) dan terutama kaki berselaput besar untuk propulsi di bawah air. Kaki mereka ditempatkan jauh di belakang tubuh, memberikan daya dorong maksimal saat menyelam, meskipun membuat mereka canggung saat berjalan di darat.
Itik laut menunjukkan preferensi habitat yang berbeda-beda antara musim kawin dan musim dingin. Sebagian besar adalah migran jarak jauh yang mengikuti jalur penerbangan yang ditentukan oleh ketersediaan makanan dan kondisi es.
Musim kawin terjadi selama musim panas di Belahan Bumi Utara. Habitat bersarang mereka umumnya adalah lingkungan air tawar atau payau di dekat daratan, namun tidak jauh dari pantai:
Saat musim dingin tiba dan air tawar membeku, itik laut bermigrasi ke selatan menuju perairan laut yang tidak membeku. Wilayah musim dingin yang penting meliputi:
Setelah musim kawin, itik laut mengalami molting (pergantian bulu) yang membuat mereka tidak dapat terbang selama beberapa minggu. Selama periode ini, mereka berkumpul dalam jumlah besar di tempat-tempat perlindungan yang aman, seringkali jauh dari daratan, di perairan laut terbuka. Agregasi molting Scoter dapat mencapai puluhan ribu individu, menjadikannya sangat rentan terhadap insiden seperti tumpahan minyak.
Itik laut adalah karnivora obligat, dan diet mereka sangat didominasi oleh invertebrata laut. Kemampuan menyelam mereka menentukan jenis mangsa yang mereka tangkap dan kedalaman perburuan mereka.
Makanan utama bagi hampir semua itik laut adalah organisme bentik (penghuni dasar laut). Mereka memiliki paruh yang kuat dan lidah berduri yang digunakan untuk mencengkeram dan memanipulasi mangsa bercangkang keras.
Itik laut sering mencari makan secara berkelompok, sebuah perilaku yang meningkatkan efisiensi perburuan dan memberikan perlindungan dari predator seperti anjing laut atau elang laut:
Saat menyelam, mereka sering bergerak dalam barisan atau formasi melingkar. Formasi ini berfungsi untuk menakut-nakuti dan mengumpulkan mangsa (biasanya kerang) di area yang lebih kecil, sehingga memudahkan kelompok itik untuk menangkapnya. Durasi penyelaman dapat berlangsung dari 30 detik hingga lebih dari satu menit, tergantung kedalaman dan ketersediaan oksigen.
Itik laut berperan penting dalam ekosistem pesisir karena mereka adalah predator utama organisme bentik. Populasi mereka dapat mempengaruhi struktur komunitas dasar laut, membantu mengendalikan populasi kerang dan landak laut, yang pada gilirannya memengaruhi pertumbuhan alga dan rumput laut.
Siklus hidup itik laut dicirikan oleh penundaan kematangan seksual dan investasi parental yang signifikan, terutama dalam pembuatan sarang dan inkubasi telur.
Sebagian besar itik laut membentuk ikatan pasangan (monogami seri) yang hanya bertahan selama satu musim kawin. Proses pacaran dimulai pada musim dingin di wilayah migrasi. Jantan melakukan tarian yang rumit, termasuk postur kepala yang dilemparkan ke belakang dan panggilan yang khas.
Ikatan pasangan biasanya terbentuk sebelum migrasi musim semi dimulai, memungkinkan pasangan tiba bersamaan di tempat bersarang yang jauh di utara.
Sarang itik laut, terutama Eider, adalah salah satu sarang yang paling terkenal di dunia unggas. Sarang umumnya berupa galian dangkal di tanah, dilapisi dengan material tanaman lokal dan yang paling penting, lapisan tebal eiderdown.
Peran Down: Bulu halus ini dicabut oleh betina dari dada dan perutnya sendiri. Down ini berfungsi ganda: ia menyediakan insulasi yang luar biasa bagi telur, memastikan suhu optimal di lingkungan Arktik yang keras; dan kedua, ketika betina meninggalkan sarang untuk mencari makan, ia menutup telur dengan down, menyembunyikannya dari predator dan menjaga panas. Eiderdown ini merupakan komoditas berharga yang dipanen secara lestari di beberapa negara Nordik.
Betina bertanggung jawab penuh atas inkubasi, yang berlangsung sekitar 25–30 hari. Selama periode ini, betina sangat rentan karena ia kehilangan sekitar 40% dari berat tubuhnya, kadang-kadang berpuasa hampir seluruhnya untuk menjaga telur.
Setelah menetas, anak itik (itik laut muda) sangat precocial—mereka segera dapat berjalan, berenang, dan mencari makan. Namun, mereka masih membutuhkan perlindungan termal dari induknya. Di lingkungan laut yang keras, itik muda sering bergabung dengan betina lain, membentuk "creches" atau kelompok penitipan anak yang besar, terkadang mencapai lebih dari 100 individu yang dijaga oleh beberapa betina dewasa. Strategi ini meningkatkan peluang kelangsungan hidup dengan mengencerkan risiko predasi.
Untuk memahami sepenuhnya keanekaragaman itik laut, penting untuk meninjau detail biologis beberapa spesies kunci yang menghadapi tantangan dan memiliki adaptasi yang berbeda.
Itik Eider Raja adalah spesies Arktik sejati. Mereka menghabiskan lebih banyak waktu di laut terbuka yang sangat dingin dibandingkan Eider Biasa. Adaptasi mencolok mereka adalah kantong lemak subkutan yang lebih tebal dan paruh yang lebih besar pada jantan, berfungsi sebagai sinyal seksual dan mungkin juga memiliki peran termoregulasi.
Populasi utama Eider Raja bermigrasi antara perairan Kanada Timur/Greenland (tempat mereka bersarang) dan Laut Bering/Laut Barents (tempat mereka menghabiskan musim dingin). Mereka menghadapi ancaman serius dari perubahan iklim, karena pola es laut yang berubah dapat mempengaruhi ketersediaan tempat mencari makan bentik yang dangkal.
Scoter Surf adalah spesies yang sangat unik karena estetika paruhnya yang besar, bengkak, dan berwarna cerah pada jantan. Paruh ini diduga membantu dalam menggali mangsa yang terkubur di pasir atau lumpur dasar laut. Meskipun mereka bersarang di hutan boreal dekat danau di Alaska dan Kanada, mereka bermigrasi untuk menghabiskan musim dingin di sepanjang garis pantai Amerika Utara, seringkali dalam kawanan yang padat.
Perilaku mereka yang cenderung bergerombol membuat Scoter Surf sangat rentan terhadap insiden lokal. Tumpahan minyak kecil di jalur migrasi mereka dapat memusnahkan sebagian besar populasi regional, karena kontaminasi minyak merusak kemampuan bulu mereka untuk menyediakan insulasi termal.
Itik Ekor Panjang memiliki pola migrasi yang sangat panjang dan kompleks. Mereka adalah burung yang sangat sensitif terhadap perubahan suhu dan ketersediaan makanan di bawah es. Nama mereka berasal dari suara panggilan yang berulang-ulang, terdengar seperti "ow-ow-old-squaw" (meskipun istilah 'Oldsquaw' kini dianggap usang dan diganti dengan Long-tailed Duck).
Kemampuan menyelamnya yang luar biasa menjadikannya spesialis makanan dasar. Penelitian telah menunjukkan bahwa mereka mampu mendeteksi mangsa bentik yang terkubur di sedimen menggunakan reseptor taktil sensitif pada paruh mereka. Kelompok ini mengalami penurunan populasi yang signifikan di beberapa bagian distribusi mereka (khususnya di Amerika Utara), mendorong penelitian ekstensif mengenai dampak perikanan dan perubahan iklim terhadap ketersediaan makanan mereka.
Meskipun itik laut tersebar luas, banyak populasinya menghadapi penurunan drastis karena gabungan ancaman antropogenik. Status konservasi mereka bervariasi dari 'Paling Tidak Mengkhawatirkan' hingga 'Rentan' dan bahkan 'Hampir Terancam'.
Sebagai penghuni zona Arktik dan Sub-Arktik, itik laut sangat rentan terhadap pemanasan global. Efek utamanya meliputi:
Ancaman terbesar bagi itik laut adalah tumpahan minyak. Karena mereka berkumpul dalam kawanan besar dan menghabiskan sebagian besar waktu mereka di permukaan air atau menyelam, mereka sering menjadi korban utama dalam bencana minyak. Minyak merusak struktur bulu, menghilangkan insulasi termal mereka, menyebabkan hipotermia fatal. Insiden tumpahan minyak di wilayah migrasi Scoter telah menunjukkan potensi kehancuran populasi dalam skala besar.
Meskipun perburuan itik laut diatur di banyak negara, perburuan yang tidak diatur atau yang melebihi batas lestari masih menjadi masalah. Selain itu, itik laut rentan terhadap kematian akibat penangkapan yang tidak disengaja (bycatch) dalam alat tangkap ikan, terutama jaring insang (gillnets) yang digunakan di perairan pesisir.
Pembangunan pesisir, pengerukan, dan polusi nutrien di muara sungai dapat merusak habitat mencari makan mereka yang dangkal. Peningkatan sedimen dan bahan kimia dapat mengurangi biomassa invertebrata bentik yang mereka andalkan.
Konservasi itik laut memerlukan pendekatan multinasional, mengingat jalur migrasi mereka melintasi beberapa negara dan yurisdiksi.
Proyek pemantauan jangka panjang sangat penting untuk memahami tren populasi yang kompleks. Contohnya termasuk survey udara musim dingin di wilayah Kanada dan Alaska untuk menghitung Scoter, serta pelacakan satelit (telemetri) untuk memahami jalur migrasi yang tepat, yang sangat penting untuk melindungi area persinggahan kritis.
Perlindungan kawasan laut yang teridentifikasi sebagai habitat penting musim dingin atau agregasi molting adalah prioritas. Dengan menetapkan MPA, aktivitas seperti penangkapan ikan dengan jaring insang dan eksplorasi minyak dapat dibatasi atau diatur secara ketat di zona-zona tersebut, memberikan perlindungan bagi itik laut selama periode kritis kerentanan tinggi.
Di negara-negara seperti Islandia dan Norwegia, pemanenan eiderdown dilakukan sebagai tradisi berkelanjutan. Bulu dikumpulkan secara manual dari sarang setelah itik muda menetas dan meninggalkan sarang. Praktik ini tidak hanya menghasilkan komoditas mewah yang bernilai ekonomi tinggi, tetapi juga mendorong perlindungan itik Eider oleh komunitas lokal.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa nilai ekonomi yang melekat pada spesies dapat menjadi alat konservasi yang kuat, asalkan praktik pemanenannya etis dan tidak mengganggu proses reproduksi unggas tersebut. Petani eiderdown bertindak sebagai penjaga sarang, melindungi itik dari predator seperti cerpelai atau burung gagak.
Karena itik laut sangat bergantung pada ketersediaan makanan bentik, penelitian mendalam mengenai kesehatan populasi moluska dan krustasea di wilayah musim dingin adalah penting. Jika spesies mangsa terpengaruh oleh polusi atau penyakit, populasi itik laut akan segera menyusul, berpotensi memicu kekurangan gizi dan kegagalan reproduksi.
Hubungan antara manusia dan itik laut telah terjalin selama ribuan tahun, terutama di komunitas yang tinggal di sepanjang pantai Arktik dan Sub-Arktik.
Pemanenan Eiderdown telah didokumentasikan di Islandia dan negara-negara Nordik lainnya sejak setidaknya abad ke-10. Down tersebut sangat dihargai karena sifat insulasinya yang tak tertandingi, menjadikannya bahan utama untuk selimut, jaket, dan pakaian ekspedisi yang digunakan di iklim ekstrem.
Di Islandia, itik Eider dianggap sebagai burung semi-domestik, dengan petani yang membangun rumah-rumah kecil atau pelindung batu khusus untuk mendorong itik bersarang di properti mereka. Tradisi ini menyoroti bagaimana pengelolaan sumber daya alam dapat berjalan seiring dengan perlindungan spesies.
Di antara suku-suku Pribumi Amerika Utara dan Siberia, itik laut sering muncul dalam cerita rakyat dan mitologi. Suku Inuit di Arktik menghormati Eider Raja dan Harlequin sebagai sumber daya penting, serta sebagai simbol ketahanan dan adaptasi terhadap lingkungan laut yang keras. Mereka menjadi bagian integral dari tradisi berburu dan kerajinan tangan lokal.
Masa depan itik laut sangat terikat pada nasib lingkungan Arktik dan kesehatan laut global. Sebagai spesies yang berada di puncak rantai makanan di lingkungan pesisir dingin, mereka berfungsi sebagai indikator yang sensitif terhadap perubahan lingkungan yang lebih luas.
Konservasi yang efektif harus mengatasi masalah di kedua ujung jalur migrasi—melindungi habitat bersarang Arktik dari perkembangan sumber daya alam (seperti pengeboran minyak dan gas) dan melindungi habitat musim dingin di zona sedang dari polusi dan interaksi perikanan. Koordinasi internasional antara Kanada, AS, Rusia, dan negara-negara Nordik sangat penting, mengingat populasi itik laut yang sama melintasi perbatasan mereka.
Upaya konservasi harus berfokus pada peningkatan resiliensi ekosistem secara keseluruhan, bukan hanya pada perlindungan individu itik. Ini berarti mengelola polusi air, memastikan perikanan berkelanjutan yang tidak merusak dasar laut atau menambah bycatch, dan memitigasi dampak pembangunan infrastruktur pesisir.
Itik laut adalah saksi bisu keajaiban adaptasi biologis. Kemampuan mereka untuk berkembang biak di Arktik yang beku dan mencari makan di kedalaman lautan yang dingin adalah pengingat akan kekuatan evolusi. Melindungi spesies yang vital ini memastikan bahwa ekosistem laut yang kita andalkan tetap sehat dan berfungsi.
Dengan peningkatan penelitian, kerja sama konservasi yang lebih erat, dan kesadaran publik yang lebih tinggi tentang pentingnya peran mereka, diharapkan spesies itik laut yang luar biasa ini dapat terus mengisi perairan utara dengan keberadaan mereka yang tangguh dan elegan untuk generasi yang akan datang.