Kalimantan Selatan: Gerbang Timur, Kekayaan Budaya & Alam

Kalimantan Selatan, sering disingkat Kalsel, adalah sebuah provinsi yang terletak di bagian tenggara Pulau Kalimantan, Indonesia. Dikenal sebagai "Gerbang Timur" Indonesia karena lokasinya yang strategis, Kalsel merupakan salah satu wilayah yang kaya akan sejarah, budaya, serta keindahan alam yang memukau. Dari hiruk pikuk pasar terapung yang legendaris hingga kekayaan hutan hujan tropisnya, Kalsel menawarkan pengalaman yang unik dan tak terlupakan bagi siapa pun yang menjelajahinya.

Provinsi ini memiliki peran penting dalam sejarah Nusantara, terutama dengan keberadaan Kesultanan Banjar yang pernah menjadi kekuatan maritim dan perdagangan yang disegani. Jejak-jejak peradaban masa lalu masih terasa kuat dalam kehidupan masyarakatnya, terutama suku Banjar yang menjadi mayoritas. Artikel ini akan membawa Anda dalam perjalanan mendalam menyingkap berbagai dimensi Kalimantan Selatan, mulai dari geografi dan demografi, sejarah panjang peradaban, kekayaan budaya dan tradisi, potensi ekonomi, pesona pariwisata, hingga tantangan dan harapan masa depannya.

Ilustrasi sederhana peta Kalimantan dengan penanda Provinsi Kalimantan Selatan.

Geografi dan Demografi Kalimantan Selatan

Kalimantan Selatan terletak di antara 114°19’ – 116°35’ Bujur Timur dan 1°29’ – 4°10’ Lintang Selatan. Provinsi ini berbatasan dengan Kalimantan Tengah di sebelah barat dan utara, Selat Makassar di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah selatan. Luas wilayahnya mencapai sekitar 38.744,23 kilometer persegi, menjadikannya salah satu provinsi dengan ukuran sedang di Pulau Kalimantan.

Bentang Alam yang Beragam

Topografi Kalsel sangat bervariasi, dari dataran rendah yang subur di pesisir hingga pegunungan Meratus yang membentang di bagian tengah provinsi. Sungai-sungai besar seperti Sungai Barito, Sungai Martapura, dan Sungai Negara memainkan peran vital dalam kehidupan masyarakat dan ekosistem Kalsel. Sungai Barito, khususnya, adalah salah satu sungai terpanjang di Indonesia dan menjadi jalur transportasi utama serta sumber kehidupan bagi banyak penduduk.

Dataran Rendah: Sebagian besar wilayah pesisir dan lembah sungai merupakan dataran rendah yang didominasi oleh tanah aluvial dan rawa gambut. Wilayah ini sangat cocok untuk pertanian, perikanan, dan perkebunan, terutama kelapa sawit dan karet.
Pegunungan Meratus: Rangkaian pegunungan ini membentang dari utara ke selatan, menjadi "tulang punggung" Kalsel. Pegunungan Meratus tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang indah tetapi juga kaya akan keanekaragaman hayati dan sumber daya mineral. Puncaknya yang terkenal adalah Gunung Halau-Halau.
Pulau-pulau Kecil: Kalsel juga memiliki beberapa pulau kecil di Laut Jawa dan Selat Makassar, seperti Pulau Laut, Pulau Sebuku, dan Pulau Anak Laut, yang menawarkan potensi pariwisata bahari.

Keanekaragaman Demografi

Populasi Kalimantan Selatan mayoritas dihuni oleh Suku Banjar, yang memiliki budaya dan bahasa yang khas. Namun, provinsi ini juga menjadi rumah bagi berbagai kelompok etnis lain, termasuk Suku Dayak (seperti Dayak Meratus, Dayak Bakumpai), Jawa, Bugis, Madura, dan etnis Tionghoa. Keberagaman ini telah menciptakan mosaik budaya yang kaya dan harmonis.

Ibu kota provinsi, Banjarmasin, dikenal sebagai "Kota Seribu Sungai" dan merupakan pusat pemerintahan, perdagangan, serta kebudayaan Kalsel. Kota-kota besar lainnya termasuk Banjarbaru (juga sering disebut sebagai ibu kota administratif provinsi), Martapura (pusat berlian dan batu permata), dan Kandangan.

Jejak Sejarah dan Kejayaan Kesultanan Banjar

Sejarah Kalimantan Selatan tidak dapat dilepaskan dari peran besar Kesultanan Banjar, sebuah kerajaan Islam yang pernah menguasai sebagian besar wilayah Kalimantan dan beberapa daerah di luar pulau. Kesultanan ini menjadi salah satu kekuatan politik dan ekonomi paling berpengaruh di Nusantara bagian barat dan tengah.

Asal Mula dan Perkembangan

Kesultanan Banjar didirikan pada abad ke-16, dengan Pangeran Samudera yang kemudian bergelar Sultan Suriansyah sebagai sultan pertamanya. Proses islamisasi di wilayah ini erat kaitannya dengan penyebaran agama Islam oleh para ulama dari Jawa dan Timur Tengah. Sultan Suriansyah adalah raja Banjar pertama yang memeluk Islam, yang menandai awal dari era Kesultanan Banjar.

Pada masa kejayaannya, Kesultanan Banjar menguasai wilayah yang luas, mencakup tidak hanya Kalimantan Selatan saat ini, tetapi juga sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan bahkan sempat memiliki pengaruh hingga ke sebagian Jawa dan Sumatera. Kekuatan ekonomi Kesultanan Banjar didasarkan pada perdagangan lada, emas, intan, dan hasil hutan lainnya. Pelabuhan-pelabuhan seperti Banjarmasin menjadi pusat perdagangan internasional yang ramai dikunjungi pedagang dari berbagai penjuru dunia.

Masa Kolonial dan Perang Banjar

Kedatangan bangsa Eropa, terutama Belanda, secara bertahap menggerus kedaulatan Kesultanan Banjar. Konflik demi konflik terjadi, berpuncak pada Perang Banjar yang meletus pada pertengahan abad ke-19. Perang ini adalah salah satu perlawanan terbesar terhadap kolonialisme Belanda di Nusantara, dipimpin oleh tokoh-tokoh heroik seperti Pangeran Antasari dan Demang Lehman.

Perang Banjar berlangsung selama bertahun-tahun dengan semangat perlawanan yang membara. Meskipun pada akhirnya Kesultanan Banjar secara resmi dibubarkan oleh Belanda pada tahun 1860, semangat perjuangan dan warisan budayanya tetap hidup dan menjadi bagian integral dari identitas masyarakat Kalimantan Selatan hingga kini. Pangeran Antasari bahkan diabadikan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia, simbol keberanian dan patriotisme.

Ilustrasi perahu jukung tradisional yang banyak digunakan di sungai-sungai Kalimantan Selatan.

Kekayaan Budaya dan Tradisi Kalimantan Selatan

Budaya Banjar adalah inti dari identitas Kalimantan Selatan, meskipun pengaruh dari berbagai etnis lain juga turut memperkaya mozaik budaya provinsi ini. Budaya Banjar sangat dipengaruhi oleh ajaran Islam, yang tercermin dalam adat istiadat, seni, dan cara hidup masyarakatnya.

Bahasa dan Sastra

Bahasa Banjar adalah bahasa Austronesia yang memiliki beberapa dialek, seperti Banjar Kuala dan Banjar Hulu. Bahasa ini merupakan lingua franca di sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan dan bahkan digunakan di beberapa daerah di Kalimantan Tengah dan Timur. Sastra lisan Banjar kaya akan cerita rakyat, pantun, dan syair yang mengandung nilai-nilai moral dan kearifan lokal.

Salah satu bentuk sastra yang terkenal adalah Hikayat Banjar, sebuah karya sastra klasik yang mengisahkan sejarah raja-raja Banjar dan asal-usul Kesultanan Banjar. Karya ini merupakan sumber penting untuk memahami sejarah dan kebudayaan Banjar.

Seni Pertunjukan Tradisional

Kalimantan Selatan memiliki beragam seni pertunjukan yang menarik, di antaranya:

Wayang Kulit Banjar: Meskipun mirip dengan wayang kulit Jawa, wayang Banjar memiliki ciri khas tersendiri dalam bentuk tokoh, iringan musik (gamelan Banjar), dan cerita yang seringkali mengangkat kisah-kisah lokal atau adaptasi cerita Ramayana dan Mahabharata dengan sentuhan Banjar.
Madihin: Seni bertutur atau berbalas pantun yang diiringi tabuhan rebana. Madihin biasanya dibawakan oleh dua orang atau lebih, dengan improvisasi pantun-pantun jenaka atau nasihat yang sangat disukai masyarakat.
Mamanda: Seni teater tradisional Banjar yang menggabungkan unsur drama, musik, tari, dan komedi. Cerita-cerita Mamanda seringkali mengangkat kisah-kisah kerajaan, kepahlawanan, atau kehidupan sehari-hari masyarakat.
Tari Radap Rahayu: Tari penyambutan yang anggun, sering ditampilkan dalam acara-acara resmi atau penyambutan tamu penting. Tarian ini melambangkan keramahan dan keindahan budaya Banjar.
Musik Panting: Musik tradisional yang menggunakan alat musik petik mirip gitar kecil yang disebut panting. Musik ini sering mengiringi tarian atau dinyanyikan secara solo dengan lirik-lirik yang melankolis atau jenaka.

Adat Istiadat dan Upacara

Berbagai upacara adat masih dijaga kelestariannya di Kalsel. Upacara perkawinan Banjar misalnya, memiliki serangkaian tahapan yang rumit dan kaya makna, mulai dari lamaran, adat badudus (mandi-mandi), hingga resepsi yang meriah. Upacara-upacara terkait daur hidup lainnya seperti kelahiran dan kematian juga memiliki tradisi khas yang diwariskan secara turun-temurun.

Selain itu, ada juga tradisi Maulid Nabi yang dirayakan dengan sangat meriah, menampilkan lantunan syair-syair Maulid, ceramah agama, dan hidangan khas yang disajikan secara bergotong royong.

Kuliner Khas Banjar

Kuliner Banjar dikenal dengan cita rasanya yang kaya rempah dan unik. Beberapa hidangan khas yang wajib dicicipi:

Soto Banjar: Salah satu soto paling terkenal di Indonesia, dengan kuah bening yang kaya rempah, irisan ayam, perkedel, telur rebus, dan biasanya disajikan dengan ketupat atau nasi. Ciri khasnya adalah penggunaan susu atau santan yang membuat kuahnya gurih dan sedikit kental.
Nasi Kuning Banjar: Nasi kuning yang disajikan dengan lauk pauk khas seperti haruan bumbu habang (ikan gabus bumbu merah), telur bumbu habang, atau ayam bumbu habang. Bumbu habang adalah bumbu merah khas Banjar yang terbuat dari cabai merah kering, bawang merah, bawang putih, dan rempah lainnya.
Ketupat Kandangan: Ketupat yang disajikan dengan kuah santan kental berisi ikan gabus bakar atau itik. Rasanya gurih, pedas, dan sedikit manis.
Apam Barabai: Kue tradisional berupa apam kukus yang terbuat dari tepung beras, santan, gula merah, dan ragi. Teksturnya lembut dan rasanya manis legit.
Ikan Haruan (Gabus) Bumbu Habang: Ikan gabus yang dimasak dengan bumbu merah khas Banjar. Ikan haruan adalah salah satu ikon kuliner Kalsel.

Keanekaragaman kuliner ini mencerminkan kekayaan rempah-rempah dan hasil bumi lokal, serta kreativitas masyarakat Banjar dalam mengolah makanan.

Potensi Ekonomi dan Sumber Daya Alam

Kalimantan Selatan adalah provinsi yang kaya akan sumber daya alam, yang menjadi tulang punggung perekonomiannya. Sektor pertambangan, perkebunan, pertanian, dan perikanan merupakan kontributor utama terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) provinsi ini.

Sektor Pertambangan

Kalsel dikenal sebagai salah satu lumbung batubara terbesar di Indonesia. Pertambangan batubara telah menjadi salah satu industri paling dominan dan menyumbang pendapatan yang signifikan bagi daerah dan negara. Selain batubara, Kalsel juga memiliki potensi mineral lain seperti emas, intan, dan bijih besi.

Namun, aktivitas pertambangan ini juga membawa tantangan tersendiri, terutama terkait dampak lingkungan dan sosial. Pemerintah dan masyarakat terus berupaya mencari keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan keberlanjutan lingkungan.

Sektor Pertanian dan Perkebunan

Meskipun dikenal dengan batubaranya, sektor pertanian dan perkebunan tetap menjadi penyedia lapangan kerja utama bagi banyak penduduk. Tanaman pangan seperti padi banyak dibudidayakan di dataran rendah dan rawa-rawa pasang surut. Selain itu, Kalsel juga merupakan produsen penting komoditas perkebunan seperti kelapa sawit, karet, dan kelapa.

Usaha untuk mengembangkan pertanian berkelanjutan, diversifikasi tanaman, dan peningkatan nilai tambah produk pertanian terus digalakkan.

Sektor Perikanan dan Kelautan

Dengan garis pantai yang cukup panjang dan banyaknya sungai, Kalsel memiliki potensi perikanan yang besar. Perikanan air tawar, terutama budidaya ikan gabus (haruan), patin, dan nila, sangat berkembang. Perikanan laut juga memberikan kontribusi melalui tangkapan ikan dan hasil laut lainnya. Beberapa daerah pesisir juga mengembangkan budidaya udang dan rumput laut.

Sektor Perdagangan dan Jasa

Sebagai ibu kota provinsi dan pusat ekonomi, Banjarmasin menjadi pusat perdagangan yang ramai. Pasar-pasar tradisional, termasuk pasar terapung, masih menjadi urat nadi perekonomian lokal. Sektor jasa, seperti transportasi, keuangan, dan pariwisata, juga terus berkembang seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan investasi di Kalsel.

Pengembangan infrastruktur seperti pelabuhan Trisakti dan Bandara Internasional Syamsudin Noor semakin memperkuat posisi Kalsel sebagai hub perdagangan dan logistik di Kalimantan.

Pesona Pariwisata Kalimantan Selatan

Kalimantan Selatan menawarkan beragam daya tarik wisata, mulai dari keindahan alam yang eksotis, warisan budaya yang kaya, hingga petualangan di pedalaman.

Destinasi Wisata Alam

Pasar Terapung Lok Baintan dan Muara Kuin: Ini adalah ikon pariwisata Kalsel yang paling terkenal. Pasar tradisional yang beraktivitas di atas sungai, di mana para pedagang menjajakan dagangannya dari perahu-perahu kecil (jukung). Pengunjung bisa merasakan pengalaman berbelanja yang unik sambil menikmati suasana sungai yang ramai di pagi hari.
Pegunungan Meratus: Menyajikan pemandangan alam yang spektakuler, air terjun, gua, dan hutan tropis yang lebat. Cocok untuk kegiatan trekking, hiking, dan menjelajahi keindahan alam liar. Beberapa objek wisata di kawasan Meratus antara lain Air Terjun Loksado, Gua Liang Tapah, dan bukit-bukit untuk panjat tebing.
Danau Biru Cempaka: Bekas galian tambang yang kini menjadi danau dengan air berwarna biru toska yang menawan. Keindahan visual danau ini menjadikannya spot foto yang populer.
Pulau Kembang: Sebuah pulau kecil di Sungai Barito yang dihuni oleh koloni kera ekor panjang. Pengunjung dapat berinteraksi dengan kera-kera tersebut dan menikmati suasana hutan kota.
Wisata Sungai Barito dan Martapura: Menawarkan pengalaman menyusuri sungai dengan perahu klotok, menikmati pemandangan kehidupan di tepian sungai, dan mengunjungi permukiman tradisional.
Pantai Takisung: Salah satu pantai populer di Kalsel yang menawarkan pemandangan sunset yang indah dan suasana santai.

Wisata Budaya dan Sejarah

Masjid Raya Sabilal Muhtadin: Masjid megah di Banjarmasin yang menjadi salah satu simbol keagamaan dan arsitektur modern Kalsel.
Museum Wasaka: Museum yang menyimpan koleksi benda-benda bersejarah terkait perjuangan rakyat Kalsel melawan penjajah Belanda, termasuk memorabilia Pangeran Antasari.
Komplek Makam Sultan Suriansyah: Situs bersejarah yang merupakan makam raja pertama Kesultanan Banjar yang memeluk agama Islam.
Desa Wisata Sasirangan: Di sini pengunjung bisa melihat langsung proses pembuatan kain Sasirangan, kain tradisional khas Banjar dengan teknik pewarnaan ikat celup yang unik, dan bahkan mencoba membuatnya sendiri.
Kota Martapura: Dikenal sebagai "Kota Intan", Martapura adalah pusat perdagangan intan dan batu permata. Pengunjung bisa menyaksikan proses pengasahan intan dan berbelanja perhiasan.

Pariwisata di Kalsel terus dikembangkan dengan fokus pada pelestarian budaya dan keberlanjutan lingkungan. Berbagai festival dan event lokal juga sering diadakan untuk menarik wisatawan, seperti Festival Loksado, Festival Pasar Terapung, dan Hari Jadi Provinsi.

Ilustrasi tiga perahu yang bertransaksi di pasar terapung, simbol budaya Kalsel.

Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur

Pembangunan di sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur merupakan pilar penting dalam memajukan Kalimantan Selatan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya.

Pendidikan

Provinsi Kalimantan Selatan terus berupaya meningkatkan kualitas dan akses pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Terdapat berbagai sekolah negeri dan swasta, madrasah, serta pondok pesantren yang tersebar di seluruh kabupaten/kota.

Perguruan tinggi ternama di Kalsel antara lain Universitas Lambung Mangkurat (ULM) yang merupakan universitas negeri terbesar, UIN Antasari Banjarmasin, dan beberapa politeknik serta sekolah tinggi lainnya. Kampus-kampus ini menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penghasil sumber daya manusia yang berkualitas untuk pembangunan daerah.

Pemerintah daerah juga aktif melaksanakan program beasiswa, peningkatan kompetensi guru, dan pemerataan fasilitas pendidikan, terutama di daerah-daerah terpencil, untuk mengurangi kesenjangan pendidikan.

Kesehatan

Sektor kesehatan di Kalsel didukung oleh sejumlah rumah sakit umum daerah (RSUD), rumah sakit swasta, puskesmas, dan fasilitas kesehatan lainnya. RSUD Ulin Banjarmasin adalah rumah sakit rujukan utama di provinsi ini yang melayani berbagai spesialisasi medis.

Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota terus berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan, ketersediaan tenaga medis, serta infrastruktur kesehatan. Program-program kesehatan masyarakat seperti imunisasi, pencegahan penyakit menular, dan peningkatan gizi juga terus digalakkan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Infrastruktur

Pengembangan infrastruktur adalah kunci untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan konektivitas di Kalsel. Beberapa infrastruktur penting antara lain:

Transportasi Darat: Jaringan jalan yang menghubungkan antar kabupaten/kota terus ditingkatkan. Jalan nasional Trans Kalimantan yang melintasi Kalsel menjadi jalur vital untuk transportasi barang dan jasa.
Transportasi Udara: Bandara Internasional Syamsudin Noor di Banjarbaru adalah pintu gerbang udara utama Kalsel, melayani penerbangan domestik dan internasional. Bandara ini telah mengalami perluasan untuk menampung jumlah penumpang yang terus meningkat.
Transportasi Laut: Pelabuhan Trisakti di Banjarmasin adalah pelabuhan terbesar di Kalsel dan salah satu pelabuhan tersibuk di Kalimantan. Pelabuhan ini berperan penting dalam kegiatan ekspor-impor dan distribusi barang.
Transportasi Sungai: Sungai-sungai di Kalsel, terutama Sungai Barito dan Martapura, masih menjadi jalur transportasi penting bagi masyarakat lokal, baik untuk mengangkut penumpang maupun barang.
Energi dan Telekomunikasi: Akses terhadap listrik dan jaringan telekomunikasi (internet) juga terus diperluas hingga ke daerah-daerah pedalaman untuk mendukung aktivitas ekonomi dan sosial.

Pembangunan infrastruktur ini diharapkan dapat menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, dan mempermudah mobilitas masyarakat, sehingga mendorong kemajuan ekonomi dan sosial di Kalimantan Selatan.

Tantangan dan Harapan Masa Depan

Seperti daerah lain di Indonesia, Kalimantan Selatan menghadapi berbagai tantangan sekaligus menyimpan harapan besar untuk masa depan yang lebih baik.

Tantangan Pembangunan

Ketergantungan pada Sumber Daya Alam: Ketergantungan yang tinggi pada sektor pertambangan, khususnya batubara, menjadikan Kalsel rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global. Diversifikasi ekonomi menjadi krusial untuk menciptakan stabilitas jangka panjang.
Dampak Lingkungan: Aktivitas pertambangan dan perkebunan skala besar seringkali menimbulkan masalah lingkungan seperti deforestasi, pencemaran sungai, dan perubahan bentang alam. Pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan adalah tantangan besar.
Perubahan Iklim: Kalsel, dengan banyak wilayah dataran rendah dan rawa, rentan terhadap dampak perubahan iklim seperti banjir rob dan kekeringan. Adaptasi dan mitigasi menjadi penting.
Pemerataan Pembangunan: Meskipun ada kemajuan, masih terdapat kesenjangan pembangunan antara wilayah perkotaan dan pedesaan, terutama dalam akses terhadap fasilitas dasar dan peluang ekonomi.
Pelestarian Budaya: Di tengah arus globalisasi, pelestarian budaya dan tradisi lokal menjadi tantangan tersendiri agar tidak tergerus modernisasi.

Harapan dan Prospek Cerah

Pengembangan Ekonomi Hijau: Potensi energi terbarukan, ekowisata, dan pertanian organik dapat menjadi alternatif untuk mengembangkan ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Diversifikasi Ekonomi: Pengembangan sektor industri hilir, pariwisata, ekonomi kreatif, dan jasa dapat mengurangi ketergantungan pada sektor ekstraktif.
Peningkatan Kualitas SDM: Investasi dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan akan menghasilkan tenaga kerja yang kompetitif dan inovatif.
Pemanfaatan Teknologi: Adopsi teknologi dalam berbagai sektor, dari pertanian hingga pelayanan publik, dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing.
Posisi Strategis: Dengan adanya Ibu Kota Nusantara (IKN) yang baru di Kalimantan Timur, Kalsel memiliki peluang besar untuk berperan sebagai daerah penyangga dan penyedia logistik, energi, serta sumber daya manusia.
Potensi Pariwisata yang Besar: Dengan kekayaan alam dan budaya yang unik, Kalsel memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi pariwisata unggulan, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Pemerintah daerah, bersama seluruh elemen masyarakat, terus berupaya merumuskan kebijakan dan program yang pro-rakyat dan berkelanjutan. Dengan semangat gotong royong dan kearifan lokal, Kalimantan Selatan optimis mampu menghadapi tantangan dan mewujudkan masa depan yang lebih cerah, menjadi provinsi yang maju, sejahtera, dan lestari.

Penutup

Kalimantan Selatan adalah sebuah provinsi yang memukau, perpaduan harmonis antara kekayaan sejarah Kesultanan Banjar, keunikan budaya yang kental dengan nuansa Islami, serta keindahan alam yang mempesona. Dari gemericik air pasar terapung yang menjadi denyut nadi kehidupan, hingga keheningan hutan Pegunungan Meratus yang menyimpan keanekaragaman hayati, Kalsel menawarkan tapestry pengalaman yang tak akan habis dijelajahi.

Masyarakatnya yang ramah, dengan tradisi “maayun anak” yang lembut, tari-tarian yang anggun, dan hidangan kuliner yang menggugah selera, semua menggambarkan kedalaman akar budaya Banjar yang tetap kokoh berdiri di tengah derap modernisasi. Potensi ekonominya, meski didominasi sektor sumber daya alam, terus berupaya bertransformasi menuju keberlanjutan dan diversifikasi, sejalan dengan visi pembangunan yang lebih hijau.

Kalsel bukan hanya sekadar destinasi, melainkan sebuah narasi panjang tentang perjuangan, adaptasi, dan pelestarian. Ini adalah sebuah cerminan dari identitas Indonesia yang multikultural, di mana setiap sungai mengalirkan cerita, setiap desa menyimpan kearifan, dan setiap warganya adalah penjaga warisan berharga. Dengan segala keunikan dan prospek cerahnya, Kalimantan Selatan akan terus menjadi permata di Pulau Borneo, gerbang timur yang selalu terbuka menyambut dunia, dan rumah bagi kekayaan tak ternilai yang patut kita banggakan.