Kulai, sebuah daerah yang berkembang pesat di negeri Johor Darul Takzim, Malaysia, berdiri sebagai bukti nyata perpaduan antara kekayaan sejarah agrikultur tradisional dan ambisi modernisasi industri teknologi tinggi. Terletak strategis di koridor pembangunan selatan Semenanjung Malaysia, khususnya dalam kawasan Iskandar Malaysia (IM), Kulai tidak hanya berfungsi sebagai gerbang utama udara dan darat ke Johor Bahru dan Singapura, tetapi juga sebagai pusat manufaktur dan logistik yang vital. Perkembangannya yang dinamis menjadikannya subjek studi menarik bagi siapa pun yang ingin memahami evolusi urbanisasi di Asia Tenggara.
Artikel ini akan mengupas tuntas Kulai, mulai dari akar sejarahnya yang mendalam, lanskap geografisnya yang unik, hingga perannya yang tak tergantikan dalam ekonomi regional, sambil menelusuri bagaimana identitas budaya lokal tetap dipertahankan di tengah arus globalisasi dan pembangunan infrastruktur berskala besar. Kulai adalah narasi tentang transformasi—dari dusun ladang getah dan kelapa sawit menjadi kota satelit yang canggih.
Nama 'Kulai' dipercayai berasal dari bahasa Hokkien, dialek Tiongkok yang dominan di kawasan ini pada awal abad ke-20. Terdapat beberapa interpretasi mengenai asal usul etimologisnya. Interpretasi yang paling populer mengaitkan nama tersebut dengan frasa 'Kuo Lai' (古来), yang secara harfiah berarti 'dahulu datang' atau 'kedatangan dari masa lalu'. Ini merujuk pada gelombang migrasi besar-besaran, terutama dari provinsi Fujian dan Guangdong di Tiongkok, yang datang untuk mencari penghidupan melalui penanaman lada, gambir, dan kemudian getah.
Legenda lain, yang lebih bersifat lokal, menyebutkan bahwa Kulai berasal dari istilah Melayu yang merujuk pada aktivitas pertanian atau hasil panen yang melimpah. Walau bagaimanapun, catatan sejarah kolonial British lebih cenderung mencatat ejaan 'Kulai' pada peta-peta awal, menandakan kawasan ini sudah menjadi titik penting dalam laluan perdagangan antara Johor Bahru dan utara semenanjung sejak akhir abad ke-19.
Seperti banyak kawasan di Johor, perkembangan awal Kulai tidak terlepas dari boom komoditas. Sebelum kedatangan getah, kawasan ini dikenal dengan penanaman gambir dan lada. Namun, pada awal 1900-an, perkebunan getah (Hevea brasiliensis) mengambil alih lanskap. Pemerintah kolonial dan syarikat-syarikat besar Eropah melihat potensi tanah laterit Kulai yang subur. Pembukaan ladang-ladang besar memerlukan tenaga kerja yang ramai, menarik migran dari Tiongkok, India, dan kawasan Nusantara.
Pembangunan landasan kereta api pada zaman British adalah titik balik penting. Laluan kereta api yang melintasi Kulai menghubungkannya dengan bandar-bandar besar lain, memudahkan pengangkutan getah dan hasil bumi lainnya ke pelabuhan. Ini secara langsung membentuk pekan Kulai, yang bermula sebagai perkampungan kecil di sekitar stesen kereta api.
Kulai memiliki peran penting selama periode pendudukan Jepang (1942–1945). Lokasinya yang dekat dengan pangkalan strategis menjadikan kawasan ini sasaran. Setelah perang, Kulai menjadi salah satu daerah yang paling terkesan dengan tempoh Darurat (Emergency) British melawan pemberontakan komunis. Skim Penempatan Semula Brigg (Briggs Plan) menyaksikan pembinaan Kampung Baru (New Villages) di sekitar Kulai, seperti Kampung Baru Kulai Besar, yang bertujuan untuk memisahkan penduduk desa dari pengaruh gerila komunis di hutan. Penempatan-penempatan ini, yang didominasi oleh etnik Tiongkok, menjadi nukleus urbanisasi dan pusat ekonomi Kulai hari ini.
Ilustrasi geografis yang menempatkan Kulai di koridor utama pembangunan Johor Selatan.
Secara geografis, Kulai terletak di bagian tengah-selatan Johor, berbatasan dengan daerah-daerah penting seperti Pontian di barat dan Johor Bahru di selatan. Sejak diperkenalkannya proyek pembangunan wilayah Iskandar Malaysia (IM) pada tahun 2006, Kulai telah diintegrasikan sebagai salah satu daerah pertumbuhan utama. Posisinya yang sedikit di pedalaman menjadikannya lokasi yang ideal untuk industri berat dan logistik yang memerlukan ruang yang luas, kontras dengan Johor Bahru yang lebih padat.
Topografi Kulai didominasi oleh tanah landai dan bukit-bukit kecil, menjadikannya sesuai untuk pembangunan ladang dan perindustrian. Tanah di sini kaya dengan tanah liat dan aluvium, yang telah menyokong sektor pertaniannya selama lebih dari satu abad. Curah hujan yang stabil dan suhu tropis lembab mendukung ekosistem perkebunan yang intensif.
Infrastruktur paling penting yang mendefinisikan Kulai di peta regional adalah Lapangan Terbang Antarabangsa Senai (LTAS), yang juga dikenal sebagai Lapangan Terbang Sultan Ismail. LTAS bukan hanya berfungsi sebagai pintu masuk udara utama ke Johor, tetapi juga sebagai hub kargo penting yang melayani kawasan industri di selatan Malaysia. Kehadiran LTAS telah menarik syarikat-syarikat multinasional untuk mendirikan pangkalan logistik di Senai dan sekitarnya.
Peranan LTAS terus diperluas. Ia kini bukan hanya menangani penerbangan penumpang domestik dan regional, tetapi juga berperan aktif dalam rantaian bekalan global, khususnya dalam ekspor produk elektronik dan komponen dari kilang-kilang di sekitarnya. Pembangunan kawasan logistik Senai Airport City yang berdekatan bertujuan untuk memanfaatkan sepenuhnya potensi lapangan terbang ini sebagai zon perdagangan bebas udara.
Kulai dihubungkan dengan seluruh Semenanjung Malaysia melalui Lebuhraya Utara-Selatan (PLUS/E2), dengan pintu keluar utama di Senai. Aksesibilitas ini sangat krusial bagi industri yang bergantung pada pengangkutan barang ke Singapura dan Kuala Lumpur. Selain itu, Lebuhraya Senai-Desaru (SDE) menghubungkan Kulai ke pesisir timur Johor, membuka potensi pelancongan dan akses ke pelabuhan lain.
Jaringan kereta api juga masih memainkan peran tradisionalnya, menghubungkan Kulai ke sistem Keretapi Tanah Melayu (KTM). Walaupun pengangkutan penumpang telah berkurang intensitasnya, laluan rel ini tetap vital untuk pengangkutan kargo, terutama bahan mentah dan komoditas pukal, memastikan pergerakan ekonomi yang lancar. Perancangan jangka panjang untuk perkhidmatan rel yang dipertingkatkan, seperti potensi peluasan High-Speed Rail (HSR) atau sistem komuter yang lebih efisien, akan semakin mengukuhkan posisi Kulai sebagai hub transit.
Transformasi ekonomi Kulai adalah kisah sukses diversifikasi. Meskipun Kulai tetap menjadi produsen utama komoditas seperti kelapa sawit dan getah, fokus utama telah beralih ke sektor perindustrian berteknologi tinggi, logistik, dan jasa. Kulai kini adalah tulang belakang industri ringan dan sederhana di Johor Selatan.
Kawasan Senai, yang merupakan sub-pusat penting Kulai, menempatkan beberapa taman perindustrian utama yang menjadi rumah bagi syarikat multinasional dari Jepun, Eropah, dan Amerika Syarikat. Fokus utama kawasan ini adalah industri semikonduktor, elektronik, kejuruteraan presisi, dan pembuatan komponen automotif.
Keunggulan kawasan perindustrian Kulai terletak pada ketersediaan tanah yang relatif murah dibandingkan Singapura dan Johor Bahru, akses mudah ke lapangan terbang, serta jaringan tenaga kerja yang terampil hasil dari institusi pendidikan teknik di sekitarnya. Perusahaan-perusahaan di Senai seringkali berfungsi sebagai pemasok komponen penting dalam rantai bekalan global, menunjukkan tingkat integrasi Kulai ke dalam ekonomi dunia.
Meskipun terjadi urbanisasi pesat, pertanian masih menyumbang signifikan. Ladang kelapa sawit dan getah, meskipun luasnya berkurang, telah dimodernisasi. Kulai berupaya menerapkan praktik pertanian pintar (Smart Agriculture), menggunakan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan. Inisiatif ini termasuk penggunaan dron untuk pemantauan tanaman dan sistem irigasi otomatis.
Selain komoditas utama, Kulai juga dikenal dengan penanaman buah-buahan tropis, khususnya nanas, dan sayur-sayuran untuk pasaran Johor Bahru dan Singapura. Perusahaan-perusahaan pertanian di Kulai berusaha mendapatkan sertifikasi kelestarian, seperti MSPO (Malaysian Sustainable Palm Oil), untuk memastikan produk mereka memenuhi standar internasional.
Pusat bandar Kulai telah berkembang pesat dengan munculnya pusat perbelanjaan moden, pasar raya besar, dan sektor perkhidmatan yang melayani populasi pekerja industri yang terus bertambah. Perkembangan ini menciptakan ekosistem bisnis lokal yang dinamis, dari kafe unik hingga perkhidmatan keuangan dan perhotelan. Pertumbuhan kelas menengah di Kulai didorong oleh peluang pekerjaan berkualitas tinggi yang ditawarkan oleh sektor manufaktur canggih.
Representasi visual diversifikasi ekonomi Kulai menuju sektor manufaktur dan teknologi canggih.
Kulai mencerminkan kepelbagaian etnik Malaysia. Populasi utamanya terdiri daripada Melayu, Cina, dan India, serta komuniti ekspatriat yang bekerja di taman perindustrian. Keunikan Kulai adalah bagaimana komuniti-komuniti ini hidup berdampingan, terutama terlihat dalam warisan kuliner dan perayaan-perayaan tahunan.
Komuniti Tiongkok, yang merupakan salah satu kelompok terbesar, mempunyai pengaruh besar terhadap pembangunan komersial awal. Sementara itu, komuniti Melayu dan India memberikan kontribusi signifikan terhadap sektor awam dan perkebunan, serta memelihara adat dan tradisi setempat. Interaksi harian di pasar, pusat makanan, dan kawasan perumahan mencerminkan keharmonian yang stabil.
Kulai menyadari pentingnya modal insan dalam mendukung industri berteknologi tinggi. Oleh karena itu, kawasan ini menjadi rumah bagi beberapa institusi pendidikan penting yang menyediakan tenaga kerja terampil. Salah satu yang paling menonjol adalah Universiti Teknologi Malaysia (UTM) kampus satelit dan beberapa kolej komuniti yang fokus pada bidang teknikal dan vokasional.
Fokus pada Pendidikan Teknikal dan Latihan Vokasional (TVET) di Kulai sangat kuat. Pusat-pusat latihan ini bekerja rapat dengan industri di Senai untuk memastikan kurikulum mereka relevan dengan keperluan pasaran kerja semasa, seperti robotik, mekatronik, dan pengurusan rantaian bekalan. Ketersediaan tenaga kerja tempatan yang terlatih ini adalah daya tarik utama bagi pelabur asing.
Selain pendidikan tinggi, sistem sekolah menengah di Kulai, termasuk sekolah kebangsaan, jenis kebangsaan (Cina dan Tamil), memainkan peranan penting dalam memupuk identiti pelbagai budaya. Sekolah-sekolah ini seringkali menjadi pusat kegiatan komuniti dan memelihara bahasa serta warisan etnik masing-masing.
Peningkatan kualiti hidup menjadi prioritas seiring pertumbuhan ekonomi. Kulai mempunyai fasilitas kesehatan yang memadai, termasuk Hospital Kulai yang melayani populasi yang besar. Selain itu, kawasan perumahan moden yang terancang (seperti Bandar Indahpura dan kawasan-kawasan sekitar Senai) telah dibina untuk menampung peningkatan populasi. Perancangan bandar kini menekankan ruang hijau dan kemudahan rekreasi untuk menciptakan lingkungan yang seimbang bagi penduduknya.
Walaupun pembangunan pesat, pekan lama Kulai (Old Kulai Town) masih menyimpan warisan arsitektur kolonial. Rumah kedai dua tingkat dengan gaya art deco dan seni bina era British masih berdiri teguh. Bangunan-bangunan ini berfungsi sebagai toko tradisional, kedai kopi (kopitiam), dan bengkel, memberikan kontras yang menarik dengan pusat bandar moden di sekitarnya.
Usaha-usaha pemeliharaan warisan semakin mendapat perhatian, dengan harapan pekan lama dapat menarik pelancong yang mencari pengalaman autentik dan sejarah kawasan. Galeri-galeri kecil dan kedai kraf mula muncul, menghidupkan kembali kawasan bersejarah ini.
Kulai, terletak di persimpangan budaya, menawarkan salah satu pengalaman kuliner paling kaya di Johor. Makanan di sini adalah hasil perpaduan resipi turun-temurun dari tiga budaya utama, seringkali menghasilkan hidangan unik yang hanya terdapat di kawasan ini.
Pasar malam (night markets) di Kulai juga merupakan pusat tumpuan, menawarkan pelbagai hidangan jalanan dan makanan ringan yang mencerminkan keragaman etnik, dari sate Melayu hingga dim sum Tiongkok dan putu mayam India.
Jadual tahunan Kulai dipenuhi dengan perayaan yang mencerminkan komuniti berbilang kaumnya. Sambutan Hari Raya Aidilfitri, Tahun Baru Cina, Deepavali, dan Krismas dirayakan secara terbuka, dengan penduduk saling mengunjungi rumah terbuka (open house). Salah satu acara yang menonjol adalah perarakan keagamaan dan kebudayaan yang diadakan oleh komuniti Tiongkok, yang menampilkan tarian singa dan naga yang spektakuler, menarik penonton dari daerah lain.
Representasi fokus Kulai pada pendidikan dan kekayaan warisan budaya kuliner.
Kulai menawarkan kontras yang menyegarkan dari kesibukan industri melalui kawasan alamnya yang terjaga. Kawasan perbukitan dan hutan di sekitar Kulai menyediakan peluang untuk eko-pariwisata dan aktiviti luar. Walaupun bukan destinasi pantai, Kulai terkenal dengan Hutan Lipur Gunung Pulai.
Gunung Pulai: Gunung Pulai adalah daya tarik utama bagi pendaki dan pencinta alam. Walaupun ia sering ditutup untuk pemuliharaan alam sekitar, kawasan kaki gunung menyediakan tempat perkelahan yang populer dan taman rekreasi air terjun. Usaha pemulihan ekosistem di kawasan ini memastikan kelestarian sumber air dan keanekaragaman hayati.
Dalam perancangan bandar moden, Kulai telah memberikan penekanan khusus pada penyediaan ruang hijau untuk kesehatan awam. Taman-taman bandar (city parks) di kawasan perumahan utama, seperti yang terdapat di Bandar Indahpura, berfungsi sebagai paru-paru kota. Fasilitas ini menyediakan trek joging, taman permainan, dan ruang untuk aktiviti komuniti.
Tempat-tempat ibadah di Kulai mencerminkan keragaman etniknya dan seringkali menjadi daya tarik sejarah dan arsitektur. Kuil-kuil Tiongkok yang berusia ratusan tahun, masjid-masjid bersejarah, dan kuil-kuil Hindu berdiri sebagai saksi bisu sejarah migrasi dan kehidupan spiritual komuniti di Kulai. Kuil Siang Kong, misalnya, adalah salah satu struktur tertua yang masih berfungsi di pekan lama.
Kulai telah ditetapkan sebagai salah satu 'Hab Pembangunan' strategis di bawah rencana induk Iskandar Malaysia. Perannya tidak hanya sebagai pusat industri berat dan logistik, tetapi juga sebagai kawasan yang akan menguji coba inisiatif Smart City. Visi ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan urban yang lebih efisien, lestari, dan berteknologi maju.
Pertumbuhan Kulai tidak terbatas pada pusat bandar dan Senai semata-mata. Kawasan sekitarnya, seperti Sedenak, telah diidentifikasi untuk pembangunan masa depan, khususnya dalam sektor industri berteknologi tinggi yang memerlukan ruang yang lebih luas dan infrastruktur yang disasarkan. Proyek-proyek berskala mega, seperti pembangunan taman teknologi digital yang didukung oleh kerajaan negeri, memperkuat status Kulai sebagai 'Silicon Valley' di selatan Malaysia.
Meskipun pertumbuhan Kulai impresif, ia menghadapi cabaran tipikal pembangunan pesat. Cabaran utama termasuk memastikan keseimbangan antara pembangunan industri dan pemeliharaan lingkungan alam. Pengurusan sumber air dan pencegahan banjir, terutama di kawasan yang berdekatan dengan sungai, memerlukan perhatian berterusan.
Peluang terbesar Kulai terletak pada posisinya sebagai titik sambungan. Sebagai hub udara (Senai) dan darat (PLUS/SDE), Kulai memiliki potensi tak terbatas untuk menjadi pusat pengedaran serantau untuk Asia Tenggara. Dengan fokus pada teknologi hijau dan ekonomi digital, Kulai berusaha menjamin pertumbuhan yang inklusif dan lestari untuk generasi akan datang.
Kulai, khususnya di sekitar zon Senai dan Kempas, merupakan salah satu kluster E&E terpenting di Malaysia, bersaing dengan Penang dan Lembah Klang. Kehadiran syarikat-syarikat besar global yang menghasilkan komponen semikonduktor, peranti penyimpanan data, dan peralatan telekomunikasi adalah tunjang utama ekonomi daerah ini. Peralihan dari perhimpunan intensif tenaga kerja kepada pengeluaran bernilai tambah tinggi, termasuk proses wafer fabrikasi dan pengujian cip canggih, menunjukkan kematangan industri di Kulai.
Hubungan simbiotik antara industri E&E dan Lapangan Terbang Senai sangat jelas. Kebanyakan komponen bernilai tinggi memerlukan pengangkutan udara yang cepat dan selamat, menjadikan LTAS aset yang tidak ternilai. Pemerintah Johor terus menawarkan insentif fiskal dan non-fiskal untuk menarik syarikat-syarikat yang beroperasi dalam bidang mikroelektronik dan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mendirikan operasi di sini.
Keputusan syarikat multinasional untuk melabur di Kulai didasarkan pada beberapa faktor kompetitif:
Kulai telah menjadi hab pergudangan serantau yang kritikal. Zon logistik di Senai, termasuk Senai Airport City dan Senai Hi-Tech Park, menampung gudang-gudang automasi dan pusat pengedaran yang memanfaatkan teknologi Industri 4.0. Penggunaan sistem pengurusan gudang (WMS), robotik, dan kenderaan berpandu automatik (AGV) telah meningkatkan kecekapan operasi logistik.
Pembangunan Gudang Pintar ini menyokong industri e-dagang yang berkembang pesat di rantau ini. Syarikat-syarikat e-dagang besar memilih Kulai sebagai pusat pemenuhan utama (main fulfillment center) kerana akses mudah ke pasaran Singapura dan kawasan metropolitan Johor Bahru. Ini telah menciptakan peluang pekerjaan baru dalam bidang pengurusan rantaian bekalan digital dan automasi.
Dalam dekad terakhir, Kulai telah muncul sebagai lokasi pilihan untuk pembangunan pusat data (data centers) berskala hyper-scale. Ini didorong oleh:
Investasi dalam pusat data ini tidak hanya membawa modal tetapi juga memperkuat infrastruktur digital Kulai, menjadikannya lebih menarik untuk syarikat teknologi lain yang memerlukan ketersediaan data yang tinggi.
Pembangunan industri yang pesat telah menarik peningkatan populasi migrasi dalam negeri dan antarabangsa. Hal ini menimbulkan tekanan pada sektor perumahan. Pemerintah daerah di Kulai telah mengambil langkah untuk memastikan keseimbangan antara perumahan mewah dan penyediaan perumahan mampu milik, terutamanya bagi golongan B40 dan M40.
Projek perumahan terancang, seperti pembangunan bandar terpadu (integrated townships), kini memasukkan unsur-unsur kemudahan awam yang lengkap, termasuk sekolah, klinik, dan taman rekreasi dalam reka bentuknya. Ini penting untuk mengelakkan masalah sosial yang sering timbul akibat urbanisasi yang tidak terkawal.
Walaupun Kulai memiliki jaringan lebuhraya yang baik, peningkatan jumlah kenderaan di kawasan perindustrian telah menyebabkan kesesakan lalu lintas pada waktu puncak, terutamanya di sekitar Senai dan pintu masuk/keluar utama PLUS. Solusi jangka panjang termasuk:
Kulai bergantung pada sumber air dari kawasan tadahan hujan di perbukitan, terutamanya sekitar Gunung Pulai. Sungai-sungai di Kulai, seperti Sungai Skudai dan Sungai Pulai, adalah sumber air minum yang vital bagi daerah Kulai dan sebahagian Johor Bahru.
Pengurusan lembangan sungai menjadi isu kritikal. Kegiatan industri dan pertanian, jika tidak diuruskan dengan baik, boleh menyebabkan pencemaran. Oleh itu, pihak berkuasa tempatan telah memperketat peraturan pengurusan sisa efluen industri dan mempromosikan penanaman semula hutan di kawasan tadahan air untuk memastikan kualitas air kekal tinggi.
Walaupun pembangunan pesat, masih terdapat kantung-kantung biodiversiti yang penting di Kulai. Usaha pemuliharaan melibatkan kerjasama antara agensi kerajaan dan NGO untuk melindungi habitat flora dan fauna tempatan, terutamanya di kawasan hutan paya dan bukit-bukit yang belum diteroka. Mempromosikan pelancongan alam yang bertanggungjawab (responsible eco-tourism) di kawasan seperti Gunung Pulai adalah bagian dari strategi ini.
Kulai memainkan peran yang sangat strategis dalam hubungan ekonomi Malaysia-Singapura. Karena biaya operasi yang lebih rendah dan ketersediaan lahan yang besar, banyak syarikat Singapura mendirikan kilang atau gudang back-end di Kulai, sementara mempertahankan kantor pusat dan fungsi bernilai tinggi di Singapura.
Kulai berfungsi sebagai ‘halaman belakang’ industri Singapura, khususnya untuk industri yang memerlukan ruang besar, seperti pembuatan komponen besar atau logistik berat. Koneksi melalui Lebuhraya Utara-Selatan dan Lapangan Terbang Senai memudahkan pergerakan bahan mentah dan produk siap antara kedua negara.
Kedekatan Kulai dengan Singapura juga membuka peluang dalam pelancongan perubatan. Walaupun belum sebesar Johor Bahru, peningkatan fasilitas kesehatan swasta dan akses yang mudah melalui lapangan terbang menjadikan Kulai lokasi potensial untuk layanan kesehatan regional. Selain itu, institusi pendidikan tinggi di Kulai menarik pelajar antarabangsa, yang sering menggunakan Senai sebagai titik masuk mereka.
Meskipun dominasi perusahaan multinasional, Kulai memandang serius pemerkasaan perusahaan kecil dan sederhana (PKS) lokal. Program inkubasi perniagaan dan sokongan pinjaman disediakan untuk membantu PKS, khususnya yang terlibat dalam industri sokongan seperti perkhidmatan kejuruteraan, katering industri, dan pembekalan bahan binaan, untuk berintegrasi ke dalam rantaian bekalan perusahaan besar di Senai.
Majlis Perbandaran Kulai (MPKu) memainkan peranan penting dalam perancangan dan pelaksanaan pembangunan daerah. Mereka bertanggungjawab memastikan pertumbuhan industri seimbang dengan kesejahteraan sosial dan lingkungan. Fokus utama MPKu termasuk:
Kecekapan MPKu dalam menguruskan izin dan memastikan persekitaran yang kondusif telah menjadi faktor penarik bagi pelabur, yang menghargai proses birokrasi yang lancar.
Kulai adalah sebuah daerah yang telah berhasil melampaui sejarahnya sebagai pusat pertanian tradisional untuk menjadi salah satu pemain utama dalam lanskap ekonomi moden Malaysia. Transformasi ini didorong oleh infrastruktur strategisnya—khususnya Lapangan Terbang Senai dan jaringan jalan raya yang unggul—serta komitmennya terhadap pendidikan teknikal dan inovasi industri. Dari ladang getah hingga pusat data hyper-scale, perjalanan Kulai mencerminkan aspirasi Malaysia untuk menjadi negara berpendapatan tinggi yang didorong oleh teknologi.
Dengan fokus berkelanjutan pada inisiatif Smart City dan pembangunan lestari di koridor Iskandar Malaysia, Kulai berada di landasan yang tepat untuk mengukuhkan statusnya, bukan hanya sebagai gerbang ke Johor, tetapi sebagai model pertumbuhan urban yang seimbang di Asia Tenggara. Masa depan Kulai cerah, dibentuk oleh perpaduan antara warisan budaya yang kaya dan visi pembangunan yang ambisius.