Lapangan voli, lebih dari sekadar area bermain, adalah kanvas strategis yang menentukan dinamika dan batasan olahraga yang sangat mengandalkan koordinasi tim dan kecepatan reaksi ini. Setiap garis, setiap sudut, dan setiap sentimeter dari permukaan lapangan telah dirancang secara presisi berdasarkan aturan ketat yang ditetapkan oleh Federasi Bola Voli Internasional (FIVB).
Pemahaman mendalam tentang anatomi lapangan voli—mulai dari dimensi resmi, jenis material permukaan, hingga persyaratan pencahayaan dan area bebas—adalah esensial bagi pemain, pelatih, wasit, dan insinyur konstruksi yang bertugas menciptakan arena yang adil dan aman. Artikel ini akan mengupas tuntas detail teknis Lapangan Voli standar, memastikan bahwa setiap aspek dari desain fisik hingga filosofi konstruksi dijelaskan secara komprehensif.
Standar internasional menetapkan ukuran yang tidak dapat diganggu gugat untuk kompetisi resmi. Konsistensi dalam dimensi memastikan keadilan kompetitif global, terlepas dari lokasi turnamen. Lapangan voli standar berbentuk persegi panjang yang simetris.
Menurut regulasi FIVB, area bermain utama memiliki ukuran 18 meter panjang dan 9 meter lebar. Ukuran ini diukur dari tepi luar garis batas. Lapangan ini dibagi menjadi dua area persegi 9x9 meter, dipisahkan oleh jaring yang dipasang tepat di garis tengah.
Total Luas Area Permainan Utama: 162 meter persegi. Pembagian yang sempurna ini menekankan prinsip simetri dan keseimbangan, memaksa kedua tim untuk mempertahankan area yang setara.
Semua garis yang menjadi batas lapangan memiliki lebar standar 5 sentimeter dan harus berwarna cerah yang kontras dengan warna lantai. Umumnya, warna putih digunakan. Garis-garis ini tidak hanya berfungsi sebagai penanda visual tetapi juga sebagai bagian integral dari lapangan itu sendiri, yang berarti bola yang menyentuh garis dianggap 'masuk' atau 'in'.
Di dalam area 9x9 meter masing-masing tim, terdapat pembagian zona yang memiliki implikasi regulasi yang sangat penting:
Garis tengah adalah pembatas yang melintang di bawah jaring, membagi lapangan menjadi dua area 9x9 meter. Meskipun FIVB telah melonggarkan aturan kontak kaki yang melewati garis tengah (selama tidak mengganggu lawan dan sebagian kaki masih berada di atas garis), garis ini tetap menjadi titik penting untuk penempatan tiang jaring dan sebagai penanda dasar untuk pelanggaran batas.
Garis serang, atau garis tiga meter, adalah elemen taktis paling krusial. Garis ini ditarik 3 meter sejajar dari garis tengah. Garis ini menciptakan dua zona utama di setiap sisi lapangan:
Penting untuk dicatat bahwa garis serang sering diperpanjang di luar garis samping dengan garis putus-putus sepanjang 1,75 meter, membantu wasit luar dalam menentukan posisi pemain saat melakukan serangan dari belakang.
Zona servis adalah area seluas 9 meter di belakang setiap garis belakang. Zona ini memiliki lebar tak terbatas dari garis samping dan membentang sedalam 3 meter. Pemain harus memukul bola sambil berada sepenuhnya di dalam zona ini, meskipun mereka diizinkan melangkah ke lapangan setelah pukulan dilepaskan.
Sebuah lapangan voli tidak hanya terbatas pada batas 18x9 meter. Di sekeliling area bermain, harus tersedia Area Bebas (Free Zone) yang memadai. Area ini sangat penting untuk keselamatan pemain yang mengejar bola yang keluar batas dan untuk memungkinkan permainan yang berkelanjutan setelah bola melewati net.
Dalam kompetisi utama dunia dan resmi FIVB, Area Bebas harus memiliki dimensi minimal 5 meter dari garis samping dan 8 meter dari garis belakang. Namun, untuk pertandingan tingkat dunia, persyaratan minimum ini ditingkatkan menjadi 6,5 meter dari garis samping dan 9 meter dari garis belakang. Persyaratan yang luas ini mencerminkan kecepatan dan jangkauan atlet profesional, yang seringkali harus melompat jauh di luar garis lapangan untuk menyelamatkan bola.
Selain area horizontal, ruang vertikal di atas lapangan juga sangat diatur. Untuk turnamen besar, ruang bebas (dari permukaan lapangan hingga langit-langit/penghalang terendah) harus minimal 12,5 meter. Ketinggian ini memastikan bahwa smash, blok, dan servis yang sangat tinggi dapat dilakukan tanpa gangguan struktural.
Area bebas harus memiliki warna yang berbeda dari area bermain utama, tetapi warnanya harus seragam di seluruh area tersebut. Hal ini membantu wasit dan pemain membedakan batas dengan jelas.
Area bebas yang besar memungkinkan strategi pertahanan yang lebih agresif. Pemain dapat melakukan 'out-of-system plays' yang melibatkan pengejaran bola jauh di luar garis samping. Tanpa area bebas yang memadai, banyak permainan spektakuler akan terhenti karena pemain terhalang dinding atau penghalang lain. Area bebas adalah fitur keselamatan yang memungkinkan batas permainan diperluas sementara batasan skor tetap dijaga.
Jaring adalah jantung dari lapangan voli, dan spesifikasinya diatur dengan detail yang sama ketatnya dengan lantai. Kualitas jaring dan tiang mempengaruhi ketinggian dan ketegangan jaring, yang vital untuk memastikan bola memantul dengan benar saat kontak.
Ketinggian jaring diukur tepat di tengah lapangan menggunakan pengukur yang telah dikalibrasi. Perbedaan antara kategori gender dan usia sangat ditekankan di sini:
Penting untuk dicatat bahwa meskipun ketinggian di tengah jaring harus sesuai standar, batas atas jaring (dekat tiang) dapat lebih tinggi maksimal 2 cm karena tegangan tali. Pengukuran harus dilakukan secara rutin sebelum pertandingan.
Jaring standar memiliki panjang 9,5 hingga 10 meter dan lebar 1 meter, terbuat dari anyaman benang hitam yang berbentuk kotak-kotak berukuran 10x10 cm. Di bagian atas jaring, terdapat pita horizontal berwarna putih selebar 5 cm yang membentang di seluruh panjang jaring. Pita ini adalah bagian dari jaring dan berfungsi sebagai batas atas resmi.
Antena adalah tongkat fleksibel, biasanya terbuat dari fiberglass atau bahan serupa, dengan panjang 1,80 meter dan diameter 10 mm. Antena diikatkan pada tepi luar jaring, tepat di atas garis samping. 80 cm bagian atas antena harus menonjol di atas jaring dan dicat dengan garis-garis kontras (merah dan putih, masing-masing 10 cm).
Antena berfungsi sebagai perpanjangan vertikal dari garis samping. Area permainan legal bagi bola yang melewati net adalah di antara kedua antena. Bola yang menyentuh antena atau melewati di luar batas antena dianggap mati (out).
Tiang harus ditempatkan pada jarak 0,5 hingga 1,0 meter di luar garis samping. Tiang harus memiliki tinggi yang dapat disesuaikan dan dipasang dengan aman di lantai, biasanya menggunakan sistem penahan beban atau soket yang ditanam dalam lantai untuk kompetisi permanen. Tiang yang digunakan harus halus dan bebas dari pengait atau permukaan kasar yang dapat menyebabkan cedera.
Pilihan permukaan lapangan secara drastis memengaruhi kecepatan permainan, kenyamanan atlet, dan risiko cedera. Terdapat perbedaan mendasar antara persyaratan untuk voli indoor dan voli pantai.
Material untuk lapangan indoor harus menawarkan kombinasi pantulan yang tepat, daya cengkeram, dan sifat meredam benturan. Ada tiga jenis permukaan utama yang digunakan dalam kompetisi tingkat tinggi:
Lantai kayu keras, terutama maple yang terbukti tahan lama dan memiliki sifat meredam yang baik, adalah pilihan tradisional. Konstruksi lantai ini rumit, melibatkan sistem sub-lantai pegas (sprung floor system) yang dirancang untuk menyerap dampak lompatan berulang, mengurangi beban pada lutut dan persendian pemain. Sistem pegas ini tidak hanya menjaga kesehatan atlet tetapi juga menawarkan konsistensi pantulan yang unggul.
Dalam beberapa tahun terakhir, permukaan sintetis modular, seperti matras PVC (Polyvinyl Chloride), telah menjadi standar di banyak turnamen internasional FIVB. Keunggulan utama PVC adalah kemudahan pemasangan, portabilitas, dan konsistensi permukaannya. Matras ini biasanya dipasang di atas sub-lantai keras atau kayu. Lapisan bantalan busa di bawah matras memberikan peredaman kejut yang sangat baik. Permukaan PVC juga sangat mudah dibersihkan dan menawarkan traksi yang konsisten dalam kondisi kering.
Permukaan ini dicor di tempat, menciptakan lapisan mulus yang menawarkan kekerasan dan elastisitas yang dapat disesuaikan. Permukaan poliuretan sangat populer di fasilitas pelatihan dan gimnasium multi-guna karena ketahanannya terhadap abrasi dan kelembaban. Namun, pemasangannya lebih permanen dan memerlukan keahlian khusus.
FIVB mendorong penggunaan warna kontras untuk membedakan antara zona bermain utama dan area bebas. Misalnya, area 18x9 meter berwarna biru muda, sementara area bebas dan garis servis berwarna biru tua, atau sebaliknya. Penggunaan warna yang kontras ini membantu wasit dalam membuat keputusan yang akurat dan meningkatkan visibilitas bola bagi penonton dan kamera TV.
Lapangan voli pantai memiliki persyaratan yang sangat berbeda, meskipun dimensi area bermain utama 16x8 meter (sedikit lebih kecil dari indoor) masih simetris. Lapangan voli pantai menggunakan pasir:
Konsistensi dan keamanan lapangan voli sangat bergantung pada rezim pemeliharaan yang ketat. Kualitas lapangan yang menurun dapat secara langsung memengaruhi kinerja atlet dan meningkatkan risiko cedera.
Lantai kayu memerlukan perlindungan yang intensif dari kelembaban dan abrasi. Prosedur pemeliharaan meliputi:
Permukaan sintetis lebih tahan lama, tetapi memiliki masalah keausan pada lapisan atas. Perawatan rutin melibatkan:
Pemeliharaan pasir adalah proses yang unik dan penting untuk mencegah cedera akibat benda asing dan menjaga drainase:
Kurangnya perawatan yang tepat dapat menyebabkan pasir terkontaminasi atau terlalu keras, yang secara signifikan meningkatkan risiko cedera pada persendian dan tulang belakang pemain.
Kualitas permainan voli modern juga sangat bergantung pada faktor-faktor lingkungan yang sering diabaikan, seperti pencahayaan, akustik, dan kontrol suhu.
Pencahayaan yang buruk dapat mengganggu kemampuan pemain untuk melacak bola berkecepatan tinggi. Standar kompetisi internasional memerlukan tingkat pencahayaan minimal (Lux) yang sangat tinggi:
Pencahayaan harus seragam di seluruh area bermain dan area bebas. Selain itu, penempatan lampu harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak menghasilkan silau (glare) yang mengarah langsung ke mata pemain saat melakukan servis atau melompat untuk menyerang atau memblok. Penggunaan lampu LED modern menawarkan intensitas yang stabil dan minim panas berlebih.
Di arena voli, komunikasi antar pemain sangat vital. Desain akustik gedung harus meminimalkan gema yang berlebihan (reverberation) yang dapat membuat komunikasi verbal antar pemain dan teriakan pelatih menjadi tidak jelas. Material penyerap suara di langit-langit dan dinding sering digunakan untuk tujuan ini, terutama di stadion besar.
Suhu di fasilitas voli indoor idealnya harus dipertahankan antara 16°C dan 25°C. Kontrol kelembaban sangat penting, terutama untuk lapangan kayu, tetapi juga untuk mencegah kondensasi pada permukaan sintetis yang dapat membuat lantai licin dan berbahaya. Sistem ventilasi harus memastikan pergerakan udara yang konstan tanpa menciptakan angin kencang yang dapat memengaruhi lintasan bola voli yang ringan.
Meskipun voli indoor adalah format yang paling dikenal, olahraga ini telah beradaptasi dengan berbagai lingkungan, menghasilkan variasi lapangan dengan modifikasi aturan dan dimensi.
Seperti disebutkan, dimensi lapangan pantai adalah 16x8 meter. Jaring dipasang pada ketinggian yang sama dengan voli indoor (2,43m dan 2,24m). Namun, tidak ada garis serang (3 meter). Karena bermain di pasir, elemen vertikal menjadi kurang dominan, dan fokus lebih pada keterampilan bola dan stamina. Batas lapangan ditandai dengan pita yang diletakkan di bawah pasir dan dipegang di tempatnya oleh pasak atau jangkar elastis, untuk menghindari cedera saat pemain jatuh.
Voli salju adalah format yang relatif baru, biasanya dimainkan 3 lawan 3, di permukaan bersalju. Dimensi lapangan voli salju mirip dengan pantai, yaitu 16x8 meter. Permukaan yang tidak stabil (salju padat) membutuhkan sepatu khusus dan pakaian hangat. Perbedaan utamanya adalah batas lapangan biasanya ditandai dengan pita berwarna cerah yang ditanamkan ke salju.
Voli duduk, olahraga Paralimpiade, menggunakan lapangan yang jauh lebih kecil untuk mengakomodasi mobilitas pemain yang terbatas. Dimensi lapangan hanya 10 meter panjang dan 6 meter lebar. Ketinggian jaring juga secara signifikan lebih rendah: 1,15 meter untuk pria dan 1,05 meter untuk wanita. Aturan unik yang berlaku adalah bahwa bokong pemain harus selalu menyentuh lantai saat kontak dengan bola, yang menekankan pentingnya garis tengah yang sangat ketat.
Desain lapangan voli modern adalah hasil dari evolusi panjang dan perdebatan tentang bagaimana memaksimalkan aliran permainan sambil memastikan keadilan dan keselamatan atlet. Filosofi di balik desain ini berpusat pada konsistensi dan visibilitas.
Warna lapangan dan area bebas tidak dipilih secara acak. Warna yang lembut namun kontras (seringkali biru atau hijau) dipilih untuk mengurangi ketegangan mata, baik bagi pemain maupun penonton. Garis batas 5 cm yang tebal memastikan bahwa wasit garis dapat membuat keputusan yang cepat dan tegas mengenai apakah bola masuk atau keluar. Penempatan garis serang adalah pengakuan bahwa voli modern sangat bergantung pada serangan udara, dan aturan ini dirancang untuk menyeimbangkan kekuatan roster depan dengan kemampuan pertahanan roster belakang.
Meskipun garis lapangan secara fisik tetap sama, teknologi telah membantu menegakkannya. Sistem Hawk-Eye atau 'Challenge System' yang digunakan dalam kompetisi internasional mengandalkan sensor dan kamera berkecepatan tinggi yang ditempatkan di sekitar lapangan. Kamera ini secara akurat menentukan titik kontak bola dengan lantai (seringkali dalam milimeter), meningkatkan akurasi keputusan wasit garis dan meminimalkan kontroversi. Integrasi teknologi ini tidak mengubah tata letak fisik lapangan, tetapi secara fundamental mengubah cara batas-batas tersebut diawasi.
Di kompetisi tingkat tinggi, zona pemanasan wajib harus disediakan di luar area bebas. Zona-zona ini, biasanya berukuran 3x3 meter, memungkinkan pemain pengganti untuk tetap aktif dan siap masuk, menjaga integritas lapangan utama hanya untuk aksi pertandingan. Walaupun bukan bagian dari lapangan teknis, keberadaan zona ini adalah bagian dari standar fasilitas voli modern.
Untuk memahami sepenuhnya bagaimana lapangan voli membatasi dan memungkinkan strategi, kita harus memeriksa interaksi zona-zona tersebut dengan regulasi rotasi dan posisi.
Lapangan voli dibagi menjadi enam posisi bernomor (Posisi 1 hingga 6) yang menentukan urutan servis dan formasi rotasi. Zona lapangan (depan dan belakang) menentukan peran pemain (penyerang vs. bertahan) berdasarkan posisi mereka saat servis dilakukan.
Pelanggaran posisi (positional fault) terjadi jika seorang pemain tidak berada di lokasi relatif yang benar terhadap rekan setimnya saat bola dipukul oleh server. Garis-garis lapangan (garis tengah, garis serang) menjadi penanda visual yang mutlak bagi wasit untuk menentukan legalitas posisi ini.
Garis 3 meter adalah alat utama untuk menyeimbangkan permainan antara pemain yang berada di posisi depan (yang secara alami memiliki keunggulan) dan pemain di posisi belakang. Pemain belakang diperbolehkan melakukan pukulan serangan, namun mereka harus melakukannya dengan melompat dari belakang garis 3 meter. Jika pemain belakang melompat di depan garis dan menyentuh bola saat bola berada di atas ketinggian net, itu dianggap pelanggaran dan poin diberikan kepada lawan. Namun, jika mereka menyentuh bola di bawah ketinggian net, pukulan itu legal.
Interpretasi mengenai 'di atas ketinggian net' membuat Garis Serang menjadi salah satu penentu keputusan yang paling sering diperdebatkan dalam pertandingan. Akibatnya, wasit harus memiliki pandangan yang jelas terhadap garis ini, yang diperkuat dengan penggunaan warna yang kontras, seperti yang telah dibahas sebelumnya.
Zona pengganti (Substitution Zone) adalah area di dalam area bebas, terletak antara perpanjangan garis serang dari bangku cadangan tim hingga meja pencatat skor. Semua prosedur penggantian harus dilakukan melalui zona ini. Standar modern menuntut bangku cadangan tim ditempatkan pada jarak yang aman dari lapangan utama, seringkali 2-3 meter dari garis samping, dan tempat duduk yang nyaman disediakan untuk pemain dan staf pelatih.
Lokasi meja pencatat skor dan wasit harus berada di ujung Garis Tengah, sejajar dengan jaring. Meja ini bukan hanya tempat mencatat skor, tetapi juga pusat komando untuk semua prosedur waktu tunggu, penggantian, dan komunikasi wasit.
Seiring voli berevolusi menjadi olahraga profesional tingkat tinggi, desain fasilitas telah berubah dari sekadar gimnasium olahraga menjadi arena serbaguna yang canggih. Desain arsitektur modern berfokus pada pengalaman penonton dan kinerja atlet.
Pusat pelatihan voli seringkali dirancang untuk menampung beberapa lapangan di satu aula besar. Ini memerlukan perencanaan yang cermat mengenai tata letak Area Bebas. Jarak minimal antar lapangan yang berdekatan harus dijaga, biasanya minimal 4 meter, untuk memastikan bahwa pemain dari satu lapangan tidak mengganggu permainan di lapangan lain. Pemasangan dinding partisi yang dapat ditarik juga sering digunakan untuk memisahkan ruang latihan dari kompetisi.
Dalam desain fasilitas voli pantai yang permanen, sistem drainase bawah tanah adalah elemen rekayasa yang paling kritis. Lapisan filter kerikil dan pipa berlubang harus dipasang di bawah lapisan pasir untuk memastikan bahwa air hujan cepat terserap, menjaga kualitas pasir. Kegagalan drainase dapat merusak struktur pondasi dan membuat lapangan tidak dapat digunakan.
Untuk arena indoor, perhatian diberikan pada efisiensi energi. Desain modern menggunakan kaca berlapis untuk memaksimalkan cahaya alami tanpa menyebabkan peningkatan suhu yang ekstrem, mengurangi ketergantungan pada pencahayaan buatan dan pendingin udara. Namun, saat pertandingan disiarkan, semua cahaya alami harus dinetralisir untuk memastikan kualitas siaran yang konsisten.
Tren terbaru dalam konstruksi lantai voli menekankan pada kemampuan penyerapan kejut yang lebih tinggi (shock absorption) dan defleksi vertikal yang lebih konsisten (kemampuan lantai untuk 'memberi' sedikit saat diinjak, kemudian kembali). Standar Eropa (EN 14904) sering digunakan sebagai patokan untuk mengukur properti ini. Lapangan yang memenuhi standar tinggi mengurangi kelelahan atlet secara signifikan selama pertandingan panjang, menjamin bahwa lapangan itu sendiri adalah aset, bukan beban, bagi performa fisik mereka.
Lapangan voli adalah salah satu area olahraga yang paling kaku dalam hal dimensi dan regulasi. Konsistensi 18x9 meter di seluruh dunia memastikan bahwa keterampilan dan strategi, bukan keunikan fasilitas, yang menentukan hasil pertandingan. Dari presisi Garis Serang yang memisahkan peran pemain, hingga tuntutan teknis pada kualitas permukaan lantai yang harus meredam benturan, setiap aspek lapangan adalah hasil dari pemikiran yang cermat dan evolusi aturan yang berkelanjutan.
Konstruksi lapangan voli adalah tugas multi-disiplin, menuntut kolaborasi antara ahli teknik sipil, arsitek olahraga, dan regulator FIVB. Fasilitas yang ideal tidak hanya memenuhi dimensi minimum tetapi juga melampaui standar keamanan dan lingkungan, memastikan bahwa arena tersebut menjadi tempat yang aman dan inspiratif bagi atlet untuk menunjukkan batas tertinggi kemampuan mereka.
Memahami detail teknis lapangan voli adalah langkah awal untuk menghargai seluk-beluk olahraga ini. Lapangan voli adalah panggung yang dirancang untuk kecepatan, akurasi, dan simetri—prinsip-prinsip yang mendefinisikan Bola Voli itu sendiri. Ketegasan dalam penandaan garis dan pemeliharaan area bebas adalah kunci untuk menjaga integritas kompetitif yang membuat voli menjadi tontonan yang mendebarkan di tingkat global.
Peran garis belakang sering diremehkan. Selain membatasi panjang lapangan, garis ini berfungsi sebagai titik referensi utama untuk servis. Jarak optimal pemain ke garis belakang sebelum servis sangat bergantung pada gaya servis mereka. Server lompat (jump servers) yang mengandalkan momentum harus menghitung langkah lari mereka agar seluruh lompatan terjadi sebelum garis belakang, namun mendarat di dalam Zona Servis setelah kontak dengan bola. Kesalahan sekecil apa pun dalam perhitungan jarak ini dapat menyebabkan pelanggaran kaki (foot fault), di mana pemain menyentuh atau melewati garis sebelum memukul bola. Oleh karena itu, area di luar garis belakang harus memiliki permukaan yang tidak licin dan bebas hambatan, minimal 3 meter ke belakang, untuk menampung kecepatan lari dan momentum pendaratan server elit.
Garis samping, yang membatasi lebar 9 meter, memainkan peran krusial dalam pertahanan. Area 9 meter ini membagi tanggung jawab pertahanan secara merata antara enam pemain di lapangan, namun dalam praktiknya, pemain bertahan (terutama libero) harus sering memperluas jangkauan mereka di sepanjang garis samping untuk menyelamatkan bola yang berada tepat di batas. Visibilitas garis samping yang baik, seringkali dengan garis ekstensi visual di area bebas (meskipun tidak berfungsi sebagai batas permainan), membantu pemain menentukan lintasan bola dengan lebih cepat.
Di luar Area Bebas, standar keamanan mengharuskan semua permukaan keras di dekat area permainan (seperti dinding, tiang basket yang ditarik, atau struktur bangunan) harus dilapisi dengan bantalan (padding). Bantalan ini harus memiliki ketebalan dan kepadatan yang memadai untuk menyerap benturan dari pemain yang terdorong keluar batas lapangan. Ini adalah fitur wajib untuk semua kompetisi profesional, dan kegagalan dalam menyediakan padding yang memadai adalah pelanggaran standar keselamatan fasilitas.
Jaring modern harus mampu menahan tegangan yang sangat besar untuk mempertahankan ketinggian dan kekencangan yang benar. Meskipun jaring tradisional terbuat dari nilon, inovasi terbaru melibatkan tali pengikat yang terbuat dari bahan komposit atau serat tinggi yang menawarkan kekuatan tarik superior. Mekanisme pengencang tiang (ratchet systems) juga dirancang untuk penyesuaian yang sangat presisi, memungkinkan wasit memastikan bahwa tidak ada kemiringan atau penurunan ketinggian jaring yang tidak disengaja selama pertandingan berlangsung intensif.
Setiap inovasi, mulai dari formulasi cat lantai yang lebih tahan lama hingga penggunaan sistem pengukuran digital untuk jaring, adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk menjadikan lapangan voli sebagai lingkungan yang paling ideal dan paling adil untuk persaingan atletik. Pemahaman terhadap dimensi dan regulasi ini adalah dasar yang tak tergantikan bagi siapapun yang ingin terlibat secara profesional dalam dunia bola voli.