Letter of Credit (LC), atau Surat Kredit Berdokumen, adalah instrumen pembayaran yang paling aman dan kompleks dalam transaksi perdagangan global. LC menjamin bahwa pembayaran akan dilakukan kepada eksportir (penjual), asalkan mereka memenuhi semua persyaratan dokumentasi yang ditentukan dengan ketat. Ini adalah jembatan finansial yang mengatasi jurang kepercayaan antara pembeli di satu negara dan penjual di negara lain.
Surat Kredit Berdokumen adalah janji tertulis dan mengikat yang dikeluarkan oleh bank (Bank Penerbit) atas nama pembeli (Pemohon) kepada penjual (Penerima) untuk membayar sejumlah uang tertentu. Janji ini bersifat kondisional: pembayaran hanya akan diproses jika penjual menyerahkan serangkaian dokumen yang secara mutlak sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam LC. LC memindahkan risiko kredit dari pembeli ke bank yang mengeluarkan LC tersebut.
Dalam perdagangan internasional, risiko sangat tinggi. Pembeli khawatir membayar barang yang mungkin tidak pernah dikirim atau barang yang kualitasnya tidak sesuai. Sebaliknya, penjual khawatir mengirimkan barang tanpa jaminan pembayaran. LC berfungsi sebagai mekanisme mitigasi risiko yang efektif, memberikan jaminan kepada kedua belah pihak:
Operasi LC didasarkan pada dua prinsip hukum yang sangat ketat, yang dikenal sebagai tulang punggung sistem LC:
Prinsip ini menegaskan bahwa LC adalah transaksi yang sepenuhnya terpisah dari kontrak penjualan atau kontrak dasar yang melandasinya. Bank Penerbit terikat oleh syarat dan ketentuan LC saja, dan tidak terpengaruh oleh sengketa yang mungkin timbul antara pembeli dan penjual mengenai kualitas barang, keterlambatan pengiriman, atau pelanggaran kontrak penjualan lainnya. Fokus bank semata-mata adalah pada dokumen yang disajikan.
Implikasi praktisnya: Jika dokumen sesuai, bank harus membayar, meskipun pembeli kemudian mengetahui bahwa barang tersebut cacat atau tidak sesuai dengan spesifikasi kontrak penjualan awal. Bank tidak berurusan dengan barang; bank berurusan dengan dokumen.
Prinsip ini adalah inti dari risiko dan keamanan LC. Agar eksportir dibayar, dokumen yang mereka serahkan (disebut presentation atau presentasi) harus sesuai secara mutlak, dalam segala hal, dengan persyaratan yang ditetapkan dalam LC. Bahkan kesalahan kecil, seperti salah eja nama, perbedaan alamat, atau ketidaksesuaian tanggal antara dokumen, dapat dianggap sebagai discrepancy (ketidaksesuaian) yang memungkinkan bank menolak pembayaran.
Bank tidak memiliki keleluasaan untuk menerima dokumen yang "hampir sesuai." Kepatuhan harus ketat dan mutlak. Standar kepatuhan ini diatur secara rinci oleh Aturan dan Kebiasaan Seragam untuk Kredit Berdokumen (UCP 600).
Ilustrasi Alur Sederhana Letter of Credit.
Sebuah transaksi LC melibatkan setidaknya empat pihak, meskipun dalam skenario yang lebih kompleks, jumlahnya bisa mencapai enam atau tujuh pihak, masing-masing dengan peran dan tanggung jawab yang sangat spesifik yang diatur oleh UCP 600.
Biasanya adalah importir atau pembeli barang. Pihak yang mengajukan permohonan LC kepada banknya. Pemohon bertanggung jawab untuk menyediakan semua informasi yang akurat dan terperinci yang akan dimasukkan ke dalam LC dan pada akhirnya bertanggung jawab untuk membayar kembali Bank Penerbit.
Bank yang menerbitkan LC atas permintaan Pemohon. Ini adalah pihak yang memberikan janji pembayaran yang mengikat. Tanggung jawab utamanya adalah memeriksa dokumen yang diserahkan untuk memastikan kepatuhan yang ketat terhadap syarat LC dalam jangka waktu maksimal lima hari kerja bank sejak presentasi.
Biasanya adalah eksportir atau penjual barang. Pihak yang berhak menerima pembayaran. Penerima memiliki tanggung jawab terbesar untuk memastikan bahwa pengiriman dilakukan sesuai jadwal dan semua dokumen disiapkan tanpa cacat (bebas discrepancy).
Bank (biasanya di negara Penerima) yang menerima LC dari Bank Penerbit dan bertanggung jawab untuk menyampaikan atau 'meneruskan' LC tersebut kepada Penerima. Tanggung jawab utamanya adalah untuk memastikan keaslian LC tersebut tanpa menambah komitmen pembayaran apa pun.
Bank yang ditunjuk secara eksplisit dalam LC untuk melakukan negosiasi, penerimaan (acceptance), atau pembayaran (honour) atas LC tersebut. Bank Pelaksana dapat, tetapi tidak harus, menjadi Bank Penerus. Jika tidak ada bank yang ditunjuk secara spesifik, maka Bank Penerbit adalah Bank Pelaksana secara otomatis.
Ini adalah pihak yang sangat penting dalam perdagangan berisiko tinggi. Bank Pengkonfirmasi (biasanya juga Bank Penerus) menambah jaminan pembayaran mereka sendiri yang terpisah kepada LC. Ini berarti bahwa jika Bank Penerbit gagal membayar (misalnya karena risiko negara atau masalah likuiditas), Bank Pengkonfirmasi bertanggung jawab untuk membayar. Konfirmasi ini bersifat irrevocably (tidak dapat dibatalkan) dan menciptakan kewajiban pembayaran ganda.
LC bukan instrumen tunggal; ia memiliki banyak variasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik dan kompleksitas transaksi perdagangan yang berbeda. Klasifikasi utama didasarkan pada tingkat komitmen, waktu pembayaran, dan fungsi khusus.
Di bawah UCP 600, semua LC dianggap Irrevocable (Tidak Dapat Dibatalkan) kecuali dinyatakan lain (meskipun LC yang dapat dibatalkan hampir tidak pernah digunakan lagi).
Waktu pembayaran menentukan kapan Penerima akan menerima dananya setelah penyerahan dokumen yang sesuai (complying presentation):
| Jenis Tenor | Deskripsi | Implikasi Bagi Eksportir |
|---|---|---|
| Sight LC (LC Penglihatan) | Pembayaran dilakukan segera setelah Bank Penerbit/Bank Pelaksana meninjau dan menerima dokumen sebagai sesuai (biasanya dalam 5 hari kerja bank). | Paling disukai; pembayaran cepat. |
| Deferred Payment LC (LC Pembayaran Ditangguhkan) | Pembayaran dilakukan pada tanggal tertentu di masa depan (misalnya, 60 hari setelah tanggal Bill of Lading). Tidak diperlukan instrumen draf wesel (draft/bill of exchange). | Menyediakan pembiayaan kepada importir. Eksportir harus menunggu. |
| Acceptance LC (LC Akseptasi) | Dokumen disertai dengan draf wesel yang meminta bank untuk "menerima" pembayaran pada tanggal jatuh tempo (misalnya, 90 hari setelah tanggal penerimaan). Setelah diterima, draf tersebut menjadi Akseptasi Bank (Banker's Acceptance) yang dapat diperdagangkan. | Mirip Deferred Payment, tetapi menggunakan instrumen negosiasi (draft). |
SBLC secara fungsional lebih mirip dengan jaminan bank (bank guarantee) daripada LC perdagangan. SBLC adalah LC kontinjensi. Ia tidak dimaksudkan untuk digunakan sebagai alat pembayaran untuk transaksi yang sukses. Sebaliknya, SBLC menjamin bahwa jika Pemohon gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya (non-pembayaran, non-kinerja), Penerima dapat menarik dana dari SBLC dengan menyerahkan dokumen tunggal yang menyatakan adanya wanprestasi.
SBLC diatur oleh UCP 600 atau Aturan Praktik Standar Internasional (ISP98).
LC ini memberikan hak kepada Penerima (yang seringkali adalah perantara/pedagang) untuk mengalihkan sebagian atau seluruh dana LC kepada satu atau lebih Pemasok Kedua (Second Beneficiary). Ini sangat umum dalam transaksi di mana perantara membutuhkan LC sebagai jaminan pembayaran kepada pemasok manufaktur mereka. LC hanya dapat dialihkan sekali.
Ini melibatkan dua LC yang terpisah. LC pertama (LC Induk) diterima oleh perantara. Perantara kemudian menggunakan LC Induk ini sebagai jaminan untuk mendapatkan LC kedua (LC Pendukung) dari banknya, yang dibayarkan kepada pemasok. LC Pendukung dibayarkan ketika dokumen pemasok sesuai, yang kemudian digunakan oleh perantara untuk memenuhi persyaratan dokumen dalam LC Induk.
Ini berisiko tinggi bagi bank karena mereka harus memastikan dokumen dari pemasok (LC Pendukung) memenuhi persyaratan yang jauh lebih ketat dari pembeli akhir (LC Induk).
Jenis LC ini memberikan pra-pembiayaan kepada Penerima sebelum pengiriman barang. Mereka dinamai berdasarkan warna tinta di mana klausa khusus ini ditulis:
Hampir semua LC di seluruh dunia diatur oleh UCP 600 (Uniform Customs and Practice for Documentary Credits), yang diterbitkan oleh Kamar Dagang Internasional (ICC). UCP 600 berisi 39 artikel yang menyediakan kerangka kerja standar global untuk interpretasi dan pelaksanaan LC, memastikan konsistensi dalam praktik perbankan internasional.
UCP 600 bersifat kontraktual, bukan undang-undang. Ini berarti ia hanya berlaku jika LC secara eksplisit menyatakan tunduk pada aturan UCP 600. Namun, karena penerimaannya yang universal, UCP 600 telah menjadi hukum de facto dalam perdagangan internasional.
Artikel ini adalah yang paling penting dalam UCP 600. Artikel 14 (a) menetapkan bahwa bank harus memeriksa presentasi dokumen dengan "kehati-hatian bank internasional standar" untuk menentukan apakah dokumen tersebut merupakan presentasi yang sesuai. Standar ini membutuhkan pemeriksaan dokumen untuk:
Artikel 14 (b) memberikan waktu kepada Bank Penerbit dan Bank Pengkonfirmasi maksimal lima hari kerja bank untuk memutuskan apakah dokumen sesuai atau tidak. Kegagalan untuk menolak dokumen dalam batas waktu ini dapat mengakibatkan bank kehilangan haknya untuk menolak (disebut preclusion).
Ketika dokumen dianggap tidak sesuai (discrepancy), Bank Penerbit memiliki kewajiban untuk memberi tahu Penerima atau Bank Penerus tentang penolakan tersebut. Pemberitahuan harus dilakukan tanpa penundaan, selambat-lambatnya pada akhir hari kelima setelah presentasi, dan harus secara spesifik mencantumkan semua ketidaksesuaian yang ditemukan. Jika bank gagal memberikan pemberitahuan yang tepat waktu dan rinci, bank kehilangan hak untuk menolak dokumen dan wajib melakukan pembayaran.
Artikel-artikel ini secara spesifik mengatur format dan persyaratan wajib untuk dokumen-dokumen perdagangan yang paling umum, seperti Invoice Komersial, Dokumen Transportasi (B/L), dan Dokumen Asuransi. UCP 600 memastikan bahwa bank tidak akan menolak dokumen pengiriman berdasarkan formalitas minor selama dokumen tersebut memenuhi fungsi yang dimaksudkan.
Dalam transaksi LC, barang tidaklah penting—dokumenlah yang dipertimbangkan. Kualitas presentasi dokumen adalah satu-satunya penentu apakah pembayaran akan dilakukan. Berikut adalah dokumen-dokumen utama yang sering disyaratkan dan perhatian khusus yang harus diberikan.
Ini adalah bukti bahwa barang telah dikirim atau diterima untuk pengiriman. Jenis yang paling umum adalah Bill of Lading (B/L) untuk transportasi laut, yang juga berfungsi sebagai judul kepemilikan barang. Kesalahan dalam dokumen transportasi adalah penyebab utama ketidaksesuaian (discrepancy).
AWB bukan merupakan judul kepemilikan (non-negotiable). Dokumen-dokumen ini hanya berfungsi sebagai bukti kontrak pengangkutan dan bukti serah terima barang. Persyaratan utama adalah identitas pengangkut, rute, dan tanda terima barang oleh pengangkut.
Invoice adalah dokumen yang paling sering menimbulkan discrepancy, meskipun secara umum dianggap yang paling mudah dipersiapkan. UCP 600 mengatur:
Jika LC mensyaratkan asuransi, dokumen tersebut harus diserahkan sebagai bukti bahwa barang dilindungi dari risiko yang disebutkan selama perjalanan.
Seringkali LC memerlukan dokumen pendukung seperti:
Proses LC adalah serangkaian langkah yang terstruktur dan terikat waktu. Kegagalan dalam satu tahap dapat membahayakan seluruh transaksi.
Penting: Setelah menerima LC, Eksportir harus segera meninjau setiap klausul. Jika ada persyaratan yang tidak mungkin dipenuhi (misalnya, tanggal pengiriman terlalu cepat atau dokumen inspeksi pihak ketiga yang tidak dapat diatur), Eksportir harus segera meminta Amendemen LC melalui importir sebelum mengirimkan barang.
Ketidaksesuaian dokumen (discrepancy) adalah risiko terbesar bagi Penerima, yang seringkali menyebabkan penundaan pembayaran atau bahkan penolakan total. Statistik menunjukkan bahwa mayoritas presentasi dokumen LC awal mengandung setidaknya satu discrepancy.
Ketika Bank Penerbit menemukan discrepancy, ada tiga skenario yang mungkin terjadi:
Jika waktu memungkinkan dan discrepancy bersifat minor (misalnya, salah eja atau kesalahan pengetikan), Eksportir dapat menarik dokumen asli, mengoreksi, dan menyerahkannya kembali sebelum tanggal kadaluarsa LC.
Dalam sebagian besar kasus, barang sudah dalam perjalanan. Bank Penerbit akan menghubungi Importir, menjelaskan discrepancy, dan meminta Importir untuk memberikan "Waiver" (pengabaian/persetujuan) untuk menerima dokumen meskipun tidak sesuai. Jika Importir setuju, bank akan melakukan pembayaran.
Jika discrepancy relatif kecil, Bank Pelaksana (Negotiating Bank) mungkin setuju untuk membayar Eksportir dengan imbalan jaminan (Indemnity) dari Eksportir. Eksportir menjamin bahwa jika Bank Penerbit menolak dokumen karena discrepancy tersebut, Eksportir akan mengembalikan uang yang diterima. Namun, praktik ini berisiko dan semakin jarang terjadi.
LC sebagai mekanisme yang membuka pintu transaksi yang aman.
Meskipun LC menawarkan tingkat keamanan yang tak tertandingi, instrumen ini juga membawa biaya dan kompleksitas yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan.
Seiring dengan digitalisasi perdagangan, industri perbankan dan ICC terus berupaya membuat LC lebih efisien dan ramah teknologi, meskipun prinsip dasar UCP 600 tetap tidak berubah.
eUCP adalah suplemen dari UCP 600 yang dirancang untuk mengatasi presentasi dokumen elektronik (e-documents) atau gabungan dokumen fisik dan elektronik. Meskipun eUCP sudah ada, implementasi penuh masih lambat karena kompleksitas interoperabilitas sistem digital di berbagai negara dan kebutuhan untuk memastikan integritas dan otentisitas dokumen digital.
BPO adalah alternatif yang sepenuhnya digital dan berbasis data untuk LC, diatur oleh aturan URBPO (Uniform Rules for Bank Payment Obligations). BPO adalah janji bank yang tidak dapat dibatalkan untuk membayar sejumlah uang berdasarkan pencocokan data elektronik dari transaksi perdagangan (misalnya, data yang diekstraksi dari Invoice dan Bill of Lading). BPO menghilangkan kebutuhan akan dokumen kertas dan proses pemeriksaan 5 hari, mempercepat pembayaran secara signifikan.
LC tetap menjadi pilihan terbaik dalam kondisi berikut:
Namun, jika kepercayaan tinggi atau nilai transaksi relatif rendah, metode yang lebih sederhana dan murah seperti Documentary Collection (seperti D/P atau D/A) atau Open Account mungkin lebih disukai.
Letter of Credit adalah mahakarya keuangan yang telah mendukung triliunan dolar perdagangan internasional. Kekuatannya terletak pada prinsip independensi dan kepatuhan yang ketat, menciptakan kepastian di tengah ketidakpastian global. Namun, kompleksitas dan tingginya standar dokumen menuntut keahlian operasional yang tinggi. Bagi eksportir dan importir, memahami secara mendalam setiap artikel UCP 600 dan memastikan korespondensi dokumen yang sempurna bukanlah sekadar formalitas, melainkan prasyarat mutlak untuk menjamin arus kas yang lancar dan keberhasilan bisnis dalam arena global.
Keahlian dalam manajemen LC seringkali membedakan antara transaksi perdagangan yang berhasil dan kerugian finansial yang mahal akibat penolakan dokumen.