Ilustrasi sketsa pemandangan tropis Mabul, gerbang menuju keajaiban bawah laut.
Pulau Mabul, sebuah titik kecil di peta yang terletak di Laut Sulawesi, Malaysia, telah lama dikenal sebagai salah satu destinasi penyelaman terbaik di dunia. Namun, keistimewaannya tidak terletak pada pemandangan karang raksasa atau palung biru yang dramatis. Sebaliknya, Mabul menawarkan pesona yang jauh lebih intim dan tersembunyi: dunia penyelaman makro (macro diving) yang tak tertandingi.
Bagi para penyelam yang terbiasa dengan kekayaan terumbu karang besar, Mabul mungkin terlihat sederhana dari permukaan. Namun, di bawah perairan berlumpur yang keruh—sebuah kondisi yang ironisnya menjadi kunci keanekaragaman hayati—tersembunyi ribuan spesies kriptik dan eksotis. Artikel ini akan menyelami setiap aspek Mabul, dari sejarahnya, komunitas Bajau Laut yang menghuninya, hingga panduan mendalam tentang surga bawah laut yang menjadikannya legenda.
Mabul terletak di lepas pantai tenggara Sabah, Malaysia Borneo. Secara geografis, ia adalah bagian dari kawasan Segitiga Karang (Coral Triangle), yang merupakan pusat keanekaragaman hayati laut global. Meskipun Mabul sendiri adalah pulau berpasir dengan terumbu karang pinggiran, lokasinya sangat strategis.
Mabul sering disebut dalam satu napas bersama dua pulau tetangganya yang terkenal: Kapalai dan yang paling utama, Sipadan. Sipadan, yang merupakan gunung bawah laut soliter, menawarkan penyelaman pelagik (ikan besar) kelas dunia. Sebaliknya, Mabul berfungsi sebagai basis akomodasi dan merupakan antitesis ekologis Sipadan—sebuah benteng bagi makhluk-makhluk kecil yang sulit ditemukan.
Pulau ini relatif datar dan kecil, dengan diameter kurang dari 1 kilometer persegi. Sebagian besar permukaannya ditempati oleh desa nelayan tradisional dan resor-resor selam yang dibangun di atas air atau di sepanjang garis pantai. Interaksi antara komunitas lokal dan industri pariwisata menciptakan lanskap budaya yang unik, yang menambah dimensi keindahan selain daya tarik bawah lautnya.
Istilah "muck diving" (menyelam lumpur) erat kaitannya dengan Mabul. Ini adalah jenis penyelaman yang berfokus pada substrat berlumpur, berpasir, atau berkerikil, seringkali di dekat dermaga atau area yang terlihat tidak menarik. Di sinilah Mabul unggul. Kondisi berlumpur menciptakan lingkungan yang sempurna untuk spesies yang mencari perlindungan atau yang berburu di malam hari.
Penyelaman lumpur membutuhkan kesabaran, mata yang tajam, dan pemahaman mendalam tentang perilaku spesies kriptik. Berbeda dengan penyelaman karang yang menawan secara visual, penyelaman lumpur di Mabul adalah tentang pencarian harta karun; setiap penyelaman adalah misi mencari makhluk langka yang mungkin hanya berukuran beberapa milimeter. Inilah yang membedakan Mabul dari ribuan situs selam tropis lainnya.
Kehidupan di Mabul tidak hanya di bawah air; kehidupan di darat juga sama menariknya. Pulau ini adalah rumah bagi komunitas Bajau Laut, sering disebut "Gipsi Laut." Mereka adalah kelompok etnis yang secara tradisional hidup nomaden di lautan, berpindah dari satu tempat ke tempat lain menggunakan perahu kayu tradisional yang dikenal sebagai *lepa-lepa*.
Meskipun banyak Bajau Laut sekarang menetap di desa-desa terapung di Mabul dan pulau-pulau sekitarnya, mereka mempertahankan hubungan yang kuat dengan laut. Desa mereka, dengan rumah-rumah panggung yang menjulang di atas air dangkal yang jernih di beberapa sisi pulau, menciptakan kontras visual yang mencolok dengan resor mewah di sebelahnya.
Ilustrasi rumah panggung dan perahu Lepa-Lepa, ciri khas komunitas Bajau Laut Mabul.
Peran Bajau Laut dalam ekosistem Mabul sangat penting. Sejarah mereka sebagai nelayan laut dalam telah membentuk pengetahuan lokal yang mendalam tentang perairan ini. Meskipun modernisasi membawa tantangan, upaya konservasi harus berjalan seiring dengan pelestarian budaya mereka, memastikan bahwa warisan laut ini tetap utuh bagi generasi mendatang.
Untuk benar-benar memahami keajaiban Mabul, kita harus fokus pada bintang pertunjukannya: kehidupan makro. Mabul adalah tempat di mana makhluk laut yang paling aneh, paling langka, dan paling kecil berkumpul. Keberhasilan penyelaman di sini sangat bergantung pada panduan yang berpengalaman, yang tahu persis di mana harus mencari, karena banyak spesies yang ahli dalam kamuflase.
Mabul menawarkan lebih dari sepuluh situs selam, tetapi beberapa yang paling terkenal merupakan titik fokus untuk penyelaman makro spesifik:
Meskipun namanya menyiratkan adanya belut (yang memang ada, terutama belut pita biru dan belut moray), situs ini adalah lokasi unggulan untuk menemukan hewan pemangsa kecil yang bersembunyi. Dasar laut berpasir adalah habitat ideal bagi *seahorses* (kuda laut) yang bersembunyi di antara lamun atau karang mati. Situs ini terkenal karena konsentrasi tinggi spesies yang sangat dicari oleh fotografer bawah laut.
Situs-situs ini seringkali berada di dekat beberapa resor besar. Kedalaman bervariasi dari permukaan hingga sekitar 20 meter. Mereka adalah situs muck diving murni. Di sinilah penyelam dapat menghabiskan waktu berjam-jam menjelajahi puing-puing, ban bekas, atau potongan kayu yang tenggelam—substrat buatan yang secara mengejutkan disukai oleh *frogfish* (ikan kodok) dan *mandarin fish*.
Fokus utama di Paradise adalah menemukan frogfish raksasa, frogfish dicat, dan spesies yang lebih kecil seperti *hairy frogfish*. Kesabaran adalah kunci, karena ikan ini dapat menyamar sempurna sebagai spons mati atau karang.
Ini adalah struktur rig minyak yang diubah menjadi resor selam. Kaki-kaki baja rig yang tenggelam menciptakan terumbu buatan yang menjadi magnet bagi kehidupan laut. Situs ini menawarkan perpaduan antara makro dan sedikit kehidupan pelagik yang berkeliaran di struktur baja. Area ini ideal untuk mencari spesies krustasea langka, seperti udang harlequin yang memukau dan beragam jenis kepiting porselen.
Area ini menawarkan sedikit variasi, dengan beberapa dinding karang kecil dan overhang. Meskipun fokusnya tetap makro, dinding-dinding ini memberikan rumah bagi nudibranch yang lebih besar dan sering menjadi tempat beristirahatnya penyu hijau, yang merupakan pemandangan umum di sekitar Mabul.
Daya tarik utama Mabul terletak pada kemampuannya untuk secara konsisten menghadirkan makhluk-makhluk yang dianggap sangat langka di tempat lain. Bagi fotografer bawah laut, Mabul adalah studio fotografi alami. Berikut adalah daftar mendalam dari penghuni makro yang membuat Mabul begitu terkenal:
Mabul mungkin adalah ibu kota nudibranch dunia. Mereka hadir dalam spektrum warna, bentuk, dan ukuran yang tak terbatas. Penyelam yang beruntung bisa menemukan puluhan spesies dalam satu penyelaman. Nudibranch bukan hanya indah, tetapi juga menarik secara biologis karena warnanya yang mencolok berfungsi sebagai peringatan racun (aposematisme).
Pencarian nudibranch seringkali membutuhkan penggunaan kaca pembesar, karena beberapa spesies hanya berukuran sebesar ujung jari kelingking.
Frogfish adalah master kamuflase Mabul. Mereka tidak berenang, tetapi berjalan di dasar laut menggunakan sirip yang dimodifikasi. Mereka menunggu mangsa dengan ‘umpan’ (esca) yang menyerupai cacing. Mabul terkenal dengan beragam frogfish:
Keluarga Syngnathidae ini merupakan indikator kesehatan ekosistem makro. Mabul adalah habitat utama bagi:
Gurita dan sotong di Mabul menunjukkan tingkat kecerdasan dan adaptasi yang luar biasa:
Krustasea Mabul membutuhkan mata yang sangat terlatih karena ukurannya yang kecil dan perilaku yang tersembunyi:
Ilustrasi sketsa Nudibranch, makhluk kecil penuh warna yang menjadi ikon Mabul.
Mabul, meskipun terpencil, memiliki infrastruktur pariwisata yang sangat mapan. Perjalanan ke sini membutuhkan perencanaan yang matang, terutama jika penyelam juga berencana mengunjungi Sipadan, yang memiliki kuota harian yang sangat ketat.
Perjalanan dimulai dengan penerbangan ke Tawau (TWU), Sabah. Dari Tawau, perjalanan dilanjutkan dengan taksi atau van transfer selama sekitar 1.5 jam ke Semporna, kota pelabuhan utama. Semporna adalah gerbang maritim ke semua pulau di daerah tersebut, termasuk Mabul, Kapalai, dan Sipadan.
Dari Semporna, perjalanan laut dengan speedboat memakan waktu 30 hingga 45 menit, tergantung kondisi laut dan operator resor yang dipilih. Resor-resor di Mabul biasanya mengatur transfer laut ini sebagai bagian dari paket akomodasi, membuat perjalanan akhir menjadi cukup mulus.
Mabul menawarkan spektrum akomodasi yang luas, dari penginapan sederhana milik penduduk lokal (homestay) hingga resor mewah yang dibangun di atas air:
Penting untuk diingat bahwa jika tujuan utama Anda adalah menyelam di Sipadan, Anda harus menginap di Mabul atau Kapalai dan memesan paket yang mencakup kuota Sipadan. Pemerintah Malaysia membatasi jumlah penyelam di Sipadan menjadi 176 orang per hari untuk tujuan konservasi. Kuota ini dibagi rata di antara resor-resor utama.
Jika Anda hanya ingin fokus pada penyelaman makro Mabul, izin harian tidak diperlukan, dan penyelaman dapat dilakukan tanpa batasan ketat. Namun, bagi banyak penyelam, kombinasi antara makro Mabul dan pelagik Sipadan adalah paket menyelam yang sempurna.
Mabul adalah mekah bagi fotografer bawah laut, terutama mereka yang berspesialisasi dalam makro. Kondisi penyelaman di Mabul, meskipun terkadang memiliki visibilitas sedang (sekitar 10-20 meter), sangat ideal untuk makro karena kurangnya arus yang kuat (dibandingkan dengan Sipadan).
Penyelaman makro membutuhkan peralatan khusus: lensa makro, lampu fokus yang kuat, dan strobo eksternal untuk menerangi subjek kecil. Mengingat banyak makhluk makro yang bersembunyi di pasir dan puing-puing, keterampilan buoyancy (kontrol daya apung) yang sempurna sangat diperlukan untuk menghindari kerusakan lingkungan dan demi mendapatkan bidikan yang jelas.
Karena sifat penyelaman makro yang lambat dan fokus, etika menjadi sangat penting:
Meskipun Mabul diberkati dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa, pulau ini menghadapi tantangan yang signifikan terkait dengan pertumbuhan pariwisata dan kepadatan populasi lokal.
Pertumbuhan komunitas Bajau Laut yang menetap, ditambah dengan volume limbah dari resor, menciptakan masalah pengelolaan sampah yang serius. Meskipun banyak resor yang menerapkan praktik yang bertanggung jawab, polusi plastik dan limbah padat seringkali menjadi ancaman bagi ekosistem laut dangkal.
Upaya konservasi di Mabul berfokus pada pendidikan masyarakat lokal tentang daur ulang dan pembersihan pantai. Selain itu, banyak resor berinvestasi dalam sistem pengolahan limbah yang lebih baik untuk meminimalkan dampak buruknya terhadap perairan pantai.
Karena Mabul terletak dekat dengan perbatasan maritim, pulau ini kadang-kadang rentan terhadap kegiatan penangkapan ikan ilegal atau penyelundupan spesies langka. Perlindungan laut di sekitar Mabul dan Sipadan telah ditingkatkan secara signifikan, tetapi pengawasan konstan diperlukan untuk melindungi harta karun ekologis ini.
Fokus masa depan bagi Mabul harus menyeimbangkan manfaat ekonomi dari pariwisata penyelaman dengan kebutuhan mendesak untuk melindungi habitat alami spesies kriptik ini. Keseimbangan ini melibatkan dukungan terhadap kehidupan Bajau Laut yang berkelanjutan dan penegakan peraturan maritim yang ketat.
Penyelaman lumpur bukanlah untuk semua orang. Penyelam yang hanya mencari air biru jernih mungkin kecewa. Namun, bagi mereka yang menghargai detail dan misteri alam, Mabul adalah labirin yang tak ada habisnya. Mari kita eksplorasi lebih lanjut mengapa substrat berlumpur menjadi pusat keanekaragaman hayati.
Substrat berlumpur atau berpasir, terutama di dekat pantai atau dermaga, sering kaya akan nutrisi organik yang mengalir dari darat. Nutrisi ini memicu rantai makanan yang kompleks, mendukung kehidupan organisme kecil seperti cacing, moluska, dan mikroorganisme lainnya. Organisme-organisme ini menjadi makanan utama bagi spesies kriptik seperti frogfish, gurita, dan nudibranch.
Selain itu, kondisi visibilitas yang lebih rendah di perairan berlumpur menyediakan kamuflase yang sangat baik. Makhluk-makhluk yang rentan ini, yang tidak memiliki pertahanan seperti karang besar, dapat bertahan hidup dengan menyatu sempurna dengan lingkungan abu-abu dan berpasir.
Meskipun penyelaman siang hari di Mabul sudah legendaris, penyelaman malam hari adalah pengalaman yang sama sekali berbeda. Banyak makhluk makro yang bersifat nokturnal, muncul dari persembunyian mereka di malam hari untuk berburu atau kawin.
Penyelaman malam di Mabul sangat aman karena kedalamannya yang dangkal dan arusnya yang minimal, memungkinkan penyelam untuk fokus sepenuhnya pada pencarian makhluk-makhluk malam yang menakjubkan.
Meskipun Mabul secara ekologis berbeda, reputasinya tidak dapat dipisahkan dari Sipadan. Mabul adalah 'tempat istirahat' Sipadan. Sementara Sipadan terkenal dengan tontonan besar—ribuan ikan barakuda yang berputar, sekolah ikan jack, dan hiu karang—Mabul menawarkan kontemplasi yang tenang terhadap detail kehidupan.
Perbedaan ini menciptakan sinergi pariwisata yang sempurna. Penyelam dapat menghabiskan satu hari yang memompa adrenalin di Sipadan, dikelilingi oleh kehidupan pelagik yang masif, dan kemudian menghabiskan beberapa hari berikutnya di Mabul, dengan sabar mencari makhluk-makhluk yang hanya berukuran sekuku jari.
Tanpa Mabul, Sipadan akan sulit dikunjungi karena kurangnya akomodasi di pulau itu sendiri. Dengan demikian, Mabul berfungsi tidak hanya sebagai surga makro tetapi juga sebagai basis penting yang mendukung konservasi Sipadan dengan memusatkan akomodasi di luar zona perlindungan ketat.
Mabul adalah sebuah mikrokosmos dari keajaiban alam. Pulau ini mengajarkan bahwa keindahan tidak selalu harus megah atau besar. Sebaliknya, keindahan seringkali terletak pada detail terkecil, pada adaptasi cerdik dari makhluk-makhluk laut, dan pada seni kamuflase yang sempurna.
Bagi mereka yang memilih untuk memperlambat tempo, mendekat, dan melihat lebih dekat, Mabul akan membuka tirai pada panggung drama bawah laut yang penuh dengan intrik, warna, dan spesies yang tidak akan Anda temukan di tempat lain. Ini adalah destinasi yang menantang penyelam untuk meningkatkan keterampilan observasi mereka dan menghargai nilai dari kehidupan yang paling rentan dan tersembunyi.
Dengan komitmen berkelanjutan terhadap konservasi dan penghormatan terhadap budaya Bajau Laut, Mabul akan terus menjadi suar bagi para fotografer, peneliti, dan penggemar penyelaman makro dari seluruh dunia, mempertahankan gelarnya sebagai permata tersembunyi di jantung Segitiga Karang Borneo.
Mabul bukanlah tempat di mana pemandu akan menunjuk pada karang raksasa atau sekelompok ikan yang mudah terlihat. Sebaliknya, proses menemukan spesies di Mabul menyerupai perburuan harta karun yang membutuhkan teknik, kesabaran, dan sinergi antara penyelam dan pemandu.
Pemandu selam di Mabul seringkali adalah individu yang tumbuh besar di Semporna atau Mabul, memiliki pemahaman tak tertandingi tentang habitat lokal. Mereka dapat mengidentifikasi perubahan kecil pada substrat—sehelai alga yang bergerak aneh, sepotong karang mati yang sedikit berbeda—yang menunjukkan kehadiran makhluk kriptik. Penyelam yang datang tanpa pemandu lokal yang berpengalaman akan kehilangan lebih dari 80% dari keajaiban makro yang ditawarkan Mabul. Kemampuan mereka untuk menemukan udang yang tersembunyi di dalam anemon transparan atau frogfish yang menyamar sebagai tumpukan lumpur adalah kunci keberhasilan. Pemandu-pemandu ini adalah 'perpustakaan bergerak' dari pengetahuan ekologi Mabul.
Penyelaman lumpur (muck diving) di Mabul dilakukan dengan sangat lambat. Ini disebut 'Muck Dive Crawl' atau perayapan dasar laut. Penyelam bergerak kurang dari satu meter per menit, menyisir setiap inci persegi pasir, kerikil, dan puing-puing. Fokus visual dipersempit dari pandangan umum laut menjadi area fokus selebar lengan. Teknik ini sangat melelahkan bagi mata, tetapi esensial untuk menemukan nudibranch sebesar biji beras atau sotong yang tertutup lapisan pasir tipis.
Penyelam perlu melatih mata mereka untuk mengabaikan hal-hal besar dan fokus pada anomali kecil: garis yang terlalu lurus, tekstur yang terlalu berbulu, atau warna yang sedikit tidak pada tempatnya. Misalnya, menemukan *Hairy Frogfish* sering kali bergantung pada identifikasi bentuk mata atau sedikit gerakan insang, bukan pada siluet keseluruhan ikan yang menyatu sempurna dengan latar belakangnya.
Makhluk Mabul telah berevolusi menjadi master kamuflase. Kamuflase mereka terbagi menjadi beberapa jenis:
Memahami mekanisme ini membantu penyelam mengantisipasi di mana dan bagaimana makhluk tersebut akan berperilaku, meningkatkan peluang untuk menemukan mereka. Ini adalah permainan petak umpet intelektual antara penyelam dan subjek makro.
Keanekaragaman hayati yang tinggi di Mabul, terutama di daerah yang secara visual terlihat 'rusak' (seperti di bawah dermaga atau area berlumpur), telah menarik perhatian para ilmuwan biologi kelautan. Mabul memberikan contoh penting bahwa 'kesehatan' ekosistem tidak selalu bergantung pada karang yang utuh dan air jernih.
Mabul dan perairan di sekitarnya di Segitiga Karang adalah hot spot penemuan spesies baru. Karena banyak spesies di sini sangat kecil dan kriptik, mereka sering terlewatkan dalam survei ekologis biasa. Setiap tahun, fotografer dan peneliti melaporkan pengamatan pertama makhluk-makhluk yang sebelumnya tidak didokumentasikan. Nudibranch, misalnya, memiliki tingkat spesiasi (pembentukan spesies baru) yang sangat tinggi di perairan ini, didorong oleh makanan yang sangat spesifik dan isolasi habitat mikro.
Fokus yang intens pada penyelaman makro memungkinkan studi perilaku yang mendalam. Misalnya, pengamatan berulang terhadap Mimic Octopus telah memberikan wawasan signifikan tentang kecerdasan dan kemampuan meniru mereka. Demikian pula, Mabul adalah lokasi kunci untuk mempelajari simbiosis—seperti udang dan kepiting yang hidup di atas landak laut, atau udang yang hidup di dalam anemon, menunjukkan hubungan ekologis yang rumit yang memungkinkan kehidupan kecil bertahan di lingkungan yang kompetitif.
Interaksi antara pariwisata selam kelas dunia dan komunitas Bajau Laut yang tradisional adalah salah satu aspek sosial Mabul yang paling menarik dan menantang.
Secara tradisional, Bajau Laut adalah nomaden, lahir, hidup, dan mati di laut. Pariwisata telah mendorong banyak dari mereka untuk menetap, menawarkan pekerjaan baru di resor atau dalam industri selam (sebagai pemandu atau staf). Meskipun ini memberikan stabilitas ekonomi, hal itu juga mengancam hilangnya praktik budaya kuno mereka, termasuk kemampuan menyelam bebas yang luar biasa dan pengetahuan maritim yang diturunkan secara lisan.
Penting bagi wisatawan di Mabul untuk berinteraksi dengan hormat. Beberapa resor telah menerapkan program untuk mendukung pendidikan anak-anak Bajau Laut atau memberikan pekerjaan yang berkelanjutan. Wisatawan harus menghindari praktik-praktik yang merusak budaya, seperti membagikan uang secara acak, yang dapat mengganggu struktur sosial lokal dan mendorong pengemis yang tidak berkelanjutan.
Mabul adalah pelajaran bahwa konservasi tidak hanya tentang ekologi bawah laut tetapi juga tentang pelestarian warisan manusia yang telah hidup selaras dengan laut selama berabad-abad.
Mari kita kembali ke subjek utama Mabul dan mengupas lebih dalam beberapa makhluk yang paling dicari, memberikan panduan praktis tentang cara terbaik mengamati mereka.
Ini mungkin makhluk makro yang paling dramatis di Mabul. Ia tidak berenang; ia 'berjalan' melintasi dasar laut. Sotong ini, meskipun kecil, menampilkan pola warna berkedip yang luar biasa (merah, kuning, ungu) ketika mereka merasa terancam atau bersiap menyerang mangsa. Warna-warna ini sebenarnya bersifat aposematik—meskipun cantik, mereka memperingatkan pemangsa bahwa sotong ini beracun.
Tips Pengamatan: Sotong Flamboyant sangat aktif di siang hari, terutama di area berpasir dekat puing-puing. Pemandu akan sering mencarinya di kedalaman dangkal, sekitar 5 hingga 15 meter.
Makhluk ini adalah bukti kecerdasan invertebrata. Gurita Mimik dapat mengubah bentuknya untuk meniru ikan singa, ular laut, flounder, atau bahkan ubur-ubur, tergantung pada ancaman yang ada di sekitarnya. Kemampuan ini bukan hanya perubahan warna, tetapi perubahan bentuk tubuh secara keseluruhan.
Tips Pengamatan: Gurita Mimik biasanya ditemukan di dasar berlumpur, lebih suka area dengan visibilitas rendah di mana mereka bisa menyelinap tanpa terdeteksi. Mereka paling sering terlihat saat berburu di siang hari, menunjukkan serangkaian tiruan selama periode pengamatan.
Udang yang memukau ini berukuran kecil tetapi sangat menonjol dengan pola bercak putih dan ungu/merah mudanya. Perilaku mereka yang paling menarik adalah spesialisasi makanan mereka: mereka hanya memangsa bintang laut, terutama Bintang Laut Mahkota Duri (Crown-of-Thorns Starfish), yang merupakan hama bagi terumbu karang.
Tips Pengamatan: Carilah mereka berpasangan di bawah karang atau puing-puing, seringkali di dekat bintang laut yang sedang mereka konsumsi. Proses mereka membalik dan memakan bintang laut adalah pemandangan yang tak terlupakan.
Meskipun Mabul menawarkan pemandangan yang indah, penyelam harus selalu waspada terhadap beberapa spesies yang mungkin beracun atau berbahaya. Keberadaan makhluk-makhluk ini menambah urgensi pada kebutuhan akan buoyancy yang sangat baik dan tidak menyentuh apapun.
Menyelam dengan pemandu lokal adalah perlindungan terbaik, karena mereka terlatih untuk mengidentifikasi bahaya ini dan menjaga penyelam pada jarak yang aman.
Fakta bahwa ekosistem Mabul mampu mempertahankan populasi spesies langka dan menantang ini—semuanya dalam jarak berjalan kaki dari desa nelayan yang ramai—menegaskan nilai luar biasa dari habitatnya yang unik. Ini adalah perpaduan ajaib antara kehidupan air dangkal dan makro yang kaya nutrisi, dilindungi oleh kehadiran dan komitmen para penyelam yang mengaguminya.